Cina Klaim Kampanye Bersih-bersih Medsos Telah Menuai Hasil Positif

Pengawas internet di Cina atau Cyberspace Administration of China (CAC) mengklaim bahwa kampanye membersihkan media sosial dari konten-konten terlarang telah membuahkan hasil. CAC menyebut bahwa kekacauan online pada platform media sosial di Negeri Tirai Bambu itu telah diatasi secara efektif.
CAC mengungkapkan klaimnya itu dalam pertemuan dengan perwakilan dari berbagai perusahaan digital, seperti perusahaan media sosial asal Cina, Weibo, raksasa game, Tencent Holdings, raksasa e-commerce, Alibaba Group dan perusahaan lainnya seperti Baidu, Kuaishou, hingga Meituan.
Dalam pertemuan itu, Wakil Menteri CAC Sheng Ronghua mengatakan bahwa kampanye pembersihan media sosial CAC sejak tahun lalu telah sukses. Ia mengatakan, pada 2022 kampanye harus dilakukan secara khusus, ketat, dan praktis.
"Tahun ini fokus pembersihan ada pada masalah yang menonjol dengan maksud untuk mengambil langkah-langkah pragmatis," katanya dikutip dari Reuters, Kamis (10/3).
CAC memang telah meluncurkan kampanye pembersihan konten media sosial sejak tahun lalu dengan fokus utama konten budaya penggemar atau fan selebriti yang kacau.
Mereka melarang platform media sosial seperti Weibo dan TikTok menerbitkan daftar selebriti populer dan memerintahkan agar grup penggemar diatur. Mereka juga menginstruksikan Weibo dan TikTok untuk mempraktikkan disiplin diri dan mengawasi konten di platform mereka dengan lebih baik.
CAC bahkan telah menutup lebih dari 20 ribu akun media sosial milik influencer, yang mempunyai puluhan juta pengikut sejak awal tahun. Mereka dianggap menyalahgunakan konten dan tidak mempromosikan nilai-nilai sosialis pemerintah Tiongkok. Selain CAC, Administrasi Radio dan Televisi Nasional Tiongkok mengeluarkan aturan tentang perlunya mengelola kekacauan klub penggemar’.
Weibo juga menangguhkan 21 akun penggemar atau fanbase K-pop seperti BTS, Blackpink, EXO, NCT, dan penyanyi IU dalam sebulan. "Alasannya, ada perilaku mengeja’ bintang yang tidak rasional,” kata Weibo dikutip dari CNN Internasional, pekan lalu (6/9).
Weibo juga mengatakan, perusahaan menentang perilaku 'mengejar' bintang yang tidak rasional dan akan menanganinya dengan serius. “Kami berjanji untuk mempromosikan kegiatan ‘mengejar’ bintang yang rasional dan mengatur ketertiban masyarakat,” kata penyedia media sosial asal Cina ini.
Selain kampanye pembersihan konten media sosial, pemerintah Cina gencar menekan perusahaan teknologi seperti Alibaba hingga Tencent menggunakan serangkaian aturan. Jika ditinjau sejak akhir 2020, setidaknya ada sembilan aturan baru yang menyasar raksasa teknologi, di antaranya:
- Aturan anti-monopoli yang baru
- Aturan terkait kredit mikro berbasis digital
- Membatasi anak bermain gim online
- Memperketat aturan konten di game online hingga video on-demand (VoD). Salah satunya melarang konten yang menampilkan pria bernampilan feminin.
- Melarang fan ‘mengejar bintang’ secara tidak rasional di media sosial
- UU Keamanan data yang baru
- Redistribusi kekayaan
- Algoritme
- Pemangkasan biaya platform pesan-antar makanan