Pendapatan Iklan Grup Media Hary Tanoe Turun 10%, Iklan Digital Naik

Image title
3 Agustus 2020, 19:00
Hary Tanoesoedibjo, laba bersiih, mnc, laba mncn, laba mnc turun
Arief Kamaludin | KATADATA
Ilustrasi. Pendapatan iklan MNC pada semester I 2020 anjlok 10,34% dari Rp 4,03 triliun pada semester I 2019 menjadi Rp 3,61 triliun.

PT Media Nusantara Citra Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 956,21 miliar sepanjang semester I 2020, anjlok hingga 17,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penurunan laba perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo ini terutama disebabkan oleh pendapatan iklan yang anjlok.

Dalam laporan keuangan perusahaa yang dipubikasikan melalui keterbukaan informasi BEI, pendapatan usaha emiten berkode saham MNCN  ini mencapai Rp 3,96 triliun, turun 6,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 4,25 triliun. Pendapatan iklan turun 10,34% dari Rp 4,03 triliun menjadi Rp 3,61 triliun.

Pendapatan iklan ini terbagi atas dua elemen, yaitu pendapatan iklan secara digital dan nondigital. Pendapatan iklan digital masih naik 25,79% menjadi Rp 409,08 miliar. Namun, pendapatan iklan nondigital anjlok 20,49% menjadi Rp 3,2 triliun dibandingkan periode tahun lalu senilai Rp 4,03 triliun.

 Di sisi lain, pendapatan usaha dari bisnis konten tercatat senilai Rp 807,92 miliar, turun 11,5% dari Rp 912,89 miliar. MNC  juga harus menanggung beban program dan konten yang senilai Rp 1,38 triliun, turun hanya 7,13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Dengan demikian, laba kotor perusahaan yang bergerak di bidang media massa ini tercatat  turun 7,26% menjadi Rp 2,47 triliun. Profitabilitas perusahaan pun kian tergerus akibat rugi kurs mata uang asing sebesar Rp 35,76 miliar. Padahal, pada periode enam bulan pertama tahun lalu, MNC mampu membukukan keuntungan kurs dengan nilai bersih Rp 76,73 miliar.

MNC mencatatkan total aset per akhir Juni 2020  senilai Rp 18,39 triliun, naik dibandingkan aset per akhir Desember 2019 yaitu Rp 17,83 triliun. Aset lancar perusahaan per Juni 2020 nilainya Rp 8,18 triliun dan aset tidak lancarnya senilai Rp 10,21 triliun.

Sementara itu, liabilitas perusahaan tercatat senilai Rp 4,88 triliun pada Juni 2020, sementara pada Desember 2019 senilai Rp 5,31 triliun. Hal itu berasal dari liabilitas jangka pendek per Juni 2020 senilai Rp 2,04 triliun dan liabilitas jangka panjang senilai Rp 2,84 triliun.

 

Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...