Rupiah Melemah Tertekan Kabar Stimulus AS dan Lonjakan Kasus Covid-19
Nilai tukar rupiah pada perdagangan di pasar spot pagi ini, Selasa (26/1) melemah 0,22% ke level Rp 14.052 per dolar AS. Rupiah melemah akibat potensi perilisan stimulus AS yang lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
Mayoritas mata uang Asia justru menguat terhadap dolar AS. Mengutip Bloomberg, yen Jepang naik 0,05%, dolar Hong Kong 0,1%, peso Filipina 0,04%, rupee India 0,03%, yuan Tiongkok 0,15%, ringgit Malaysia 0,05%, dan baht Thailand 0,07%. Rupiah tertekan bersamaan dengan beberapa mata uang Asia. Sementara dolar Taiwan dan won Korea Selatan turun masing-masing 0,01% dan 0,05%.
Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS melemah 0,07% ke level 90.32. Dolar AS terlihat melemah terhadap mayoritas mata uang utama seperti euro, pound Inggris, dolar Australia, dolar Kanada, dan franc Swiss.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memperkirakan aset berisiko mendapatkan sentimen negatif hari ini. "Waktu perilisan stimulus fiskal AS berpotensi memakan waktu lebih lama dari perkiraaan," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Selasa (26/1).
Semalam, Pemimipin Mayoritas Senat AS dari Partai Demokrat, Chuck Schumer menyampaikan bahwa perilisan stimulus fiskal besar AS berpotensi memakan 1qq7h lebih lama sekitar 1,5 bulan. Ini karena pemerintah menginginkan kesepakatan bersama antara dua partai. Hal tersebut memberikan sentimen negatif ke pasar yang berekspektasi stimulus akan dirilis lebih cepat untuk membantu pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam.
Di sisi lain, Ariston menilai kekhawatiran kenaikan kasus Covid-19 di dunia turut menjadi sentimen negatif. Melansir laman resmi Worldometers, kasus positif corona kian bertambah menembus 100 ribu dengan angka kematian 2,15 juta dan kesembuhan 72,29 juta per pagi hari ini.
AS masih menjadi negeri dengan kasus terbanyak yaitu 25,86 juta orang. Sementara, Indonesia berada pada peringkat 19 dengan 999.256 kasus dan tingkat kematian 28.132 serta kesembuhan 809.488.
Kedua sentimen tersebut bisa mendorong pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini. Kurs Garuda akan bergerak di antara Rp 14.000-14.100 hari ini.
Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan pelaku pasar akan mencermati beberapa rilis data ekonomi AS pekan ini, termasuk hasil rapat Bank Sentral, The Fed bulan Januari 2021. "Rupiah kemungkinan berada di rentang Rp 14.000-14.150 per dolar AS pekan ini," ujar Josua kepada Katadata.co.id.
Beberapa data ekonomi AS yang akan dirilis antara lain keyakinan konsumen, pemesanan barang tahan lama, ekonomi kuartal IV 2020, serta pendapatan dan pengeluaran pribadi.
Kandidat Menteri Keuangan AS Janet Yellen sebelumnya mengatakan bahwa pemerintah Joe Biden akan mendukung tambahan stimulus fiskal untuk mendorong pemulihan ekonomi AS. Hal tersebut membuat dolar AS melemah dan memperkuat rupiah.
Mata uang Negeri Paman Sam terus melemah terhadap mata uang utama setelah pelantikan Biden sebagai Presiden AS yang ke 46. Usai pelantikan, ia pun langsung merubah beberapa kebijakan presiden sebelumnya, Donal Trump, seperti kesepakatan Paris, kesepakatan terkait Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan pembentukan tim penanganan pandemi Covid-19 yang cenderung direspon positif oleh pelaku pasar.