Bank Indonesia Peringatkan Risiko Investasi Mata Uang Kripto
Mata uang kripto atau cryptocurrency tengah menjadi primadona investasi, terutama di kalangan generasi muda. Bank Indonesia memperingatkan investor berhati-hati saat berinvestasi menggunakan mata uang tersebut.
"Kami mewanti-wanti risikonya karena tidak ada underlying asset," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam Media Briefing Kesiapan Sistem Pembayaran pada Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1442H, Rabu (14/4).
BI turut memantau penggunaan mata uang kripto dalam investasi meski pengawasannya berada di Otoritas Jasa Keuangan. Erwin juga menegaskan mata uang kripto tidak boleh digunakan sebagai alat pembayaran di Tanah Air.
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta menjelaskan, terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam berinvestasi yakni imbal hasil dan risiko. "Biasanya kalau imbal hasilnya tinggi, risikonya juga tinggi," ujar Filianingsih dalam kesempatan yang sama.
Pemilihan instrumen investasi, menurut dia, bergantung pada kemampuan masing-masing investor dalam menyerap risiko. Investor harus memperhatian dan memitigasi keseimbangan antara risiko dan hasil yang didapat.
Kapitalisasi pasar mata uang kripto telah mencapai puncaknya pada awal bulan ini. Data pasar CoinGecko dan Blockfolio menunjukkan angkanya menyentuh US$ 2 triliun atau Rp 29.243 triliun.
Bank investasi AS, Goldman Sachs dan Morgan Stanley berencana menawarkan investasi mata uang kripto. Langkah ini diperkirakan bakal mendongkrak harga bitcoin.
Melansir dari Coindeks.com, harga bitcoin pada perdagangan hari ini, Rabu (14/4) berada pada kisaran US$ 60.432 hingga US$ 64.516 per koin. Angkanya dalam rupiah sekitar Rp 884,2 juta sampai Rp 944 juta per koin.
Bitcoin merupakan mata uang kripto terbesar di dunia. Kenaikan harganya otomatis mendorong uang kripto lainnya. Ether dalam 24 jam terakhir sudah naik lebih 9% ke US$ 2.380,31 per koin. Lalu, ripple melonjak hampir 24% menjadi US$ 1,94 per koin.
Trader Analysis Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, rencana tersebut membawa angin segar bagi pasar kripto. “Ini akan menambah kepercayaan diri mata uang kripto untuk meningkat pada 2021,” kata Afid.
Prediksinya, harga bitcoin akan terus melonjak. “Bisa mencapai US$ 80 ribu per koin (Rp 1,1 miliar) dalam waktu dekat,” ujarnya.
Melesatnya harga bitcoin, menurut Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee, membuat risiko kerugian pun semakin tinggi. Sampai saat ini, belum ada regulasi dan penjamin tetap mata uang digital tersebut. “Jika terjadi sesuatu agak sulit mendapatkan kepastian hukum,” kata Hans.
Risiko lainnya adalah mata uang kripto dapat mengganggu perekonomian. “BI akan sulit memantau inflasi dan jumlah peredaran uang di pasar,” ujar dia.