ADB: Ekonomi Indonesia Bisa Kembali Tumbuh 5% pada Tahun Depan

Agatha Olivia Victoria
28 April 2021, 15:31
ADB, pertumbuhan ekonomi, ekonomi indonesia
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.
Ilustrasi. ADB memperkirakan investasi akan meningkat seiring perbaikan prospek investasi.

Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,5% pada 2021 dan 5% pada 2022. Prediksi tersebut muncul di tengah perbaikan kondisi global dan rencana pembukaan ekonomi secara bertahap. 

Direktur ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein mengatakan, Indonesia baru akan kembali ke jalur pertumbuhannya pada tahun depan. "Perkiraan tersebut seiring dengan pulihnya perdagangan secara berkelanjutan, kebangkitan sektor manufaktur, dan anggaran pemulihan ekonomi nasional yang besar untuk 2021,” kata Wicklein dalam siaran pers, Rabu (28/4).

Meski demikian, menurut laporan ADB, pengeluaran rumah tangga akan mulai meningkat pada tahun ini seiring melajunya program vaksinasi dan makin banyaknya sektor perekonomian yang kembali beroperasi. Investasi diharapkan akan meningkat lagi bersamaan dengan membaiknya prospek ekonomi. Namun, laju pemulihan pembiayaan atau kredit masih akan tertinggal mengingat ketidakpastian sentimen investor.

Sementara itu, inflasi yang mencapai rata-rata 1,6% tahun lalu, diperkirakan akan naik ke 2,4% pada 2021, sebelum turun lagi ke 2,8% pada 2022. Angka inflasi ini masih berada dalam rentang target Bank Indonesia lantaran tekanan inflasi akibat depresiasi mata uang dan permintaan pangan yang lebih tinggi sebagian akan diimbangi penurunan harga barang yang ditetapkan pemerintah.

Di sisi lain, ADB memprediksikan ekspor bersih yang didukung oleh kuatnya ekspor komoditas akan menyebabkan defisit transaksi berjalan mencapai 0,8% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2021. Seiring naiknya investasi tahun depan, volume barang modal impor yang lebih tinggi seperti mesin dan peralatan diperkirakan mendorong defisit transaksi berjalan Indonesia hingga 1,3% PDB pada 2022.

Kendati demikian, lembaga tersebut mengingatkan bahwa terdapat beberapa risiko yang signifikan terhadap perkiraan tersebut. Salah satunya, pemulihan global yang dapat terganggu oleh ancaman mutasi Covid-19 yang baru, laju vaksinasi yang tidak merata di dunia, dan pengetatan keuangan global yang tidak terduga sebelumnya.

Di dalam negeri, ADB menilai, pemulihan ekonomi dapat melambat bila terjadi lonjakan kasus corona selama Ramadan, keterlambatan dalam upaya vaksinasi, dan melemahnya pendapatan pemerintah. Agar terjadi pemulihan yang berkelanjutan, lembaga tersebut merekomendasikan agar Indonesia memobilisasi sumber daya domestik dan memastikan pembangunan ekonomi yang ramah lingkungan.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...