Ekonomi Bali Masih Terpukul Dalam, Maluku & Papua Tumbuh Melesat 8,7%

Agustiyanti
5 Mei 2021, 14:49
ekonomi Bali, ekonomi maluku dan papua, pertumbuhan ekonomi, pemulihan ekonomi nasional
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
BPS mencatat ekonomi Bali dan Nusa Tenggara masih terkontraksi dalam pada kuartal I 2021 mencapai minus 5,16%.

Pemulihan ekonomi yang mulai berangsur terjadi di Tanah Air tak berlangsung secara merata. Ekonomi Bali dan Nusa Tenggara pada kuartal pertama tahun ini masih terkontraksi 5,16%, sedangkan Maluku dan Papua mencatatkan pertumbuhan mencapai 8,97%.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, pertumbuhan positif pada kuartal pertama tahun ini mulai terjadi di Pulau Sulawesi sebesar 1,2%, serta Maluku dan Papua yang mencapai 8,97%. Namun, sumbangan perekonomian kedua wilayah tersebut hanya mencapai 8,96% terhadap perekonomian nasional.

"Pulau Jawa masih mendominasi struktur perekonomian Indonesia dengan sumbangan mencapai 58,7%. Pada kartal pertama tahun ini, ekonomi Pulai Jawa masih terkontraksi 0,83%," ujar Suhariyanto dalam Konferensi Pers, Rabu (5/5).

Sementara itu, Pulau Sumatera juga masih mencatatkan kontraksi mencapai 0,86% dengan sumbangan terhadap ekonomi nasional mencapai 21,54%. Sementara itu, ekonomi Kalimantan juga masih terkntraksi 2,23% dengan sumbangan ke perekonomian 8,05%.

"Pada kuartal I ini sudah ada 10 provinsi yang mengalami pertumbuhan positif. Yang lainnya masih mengalami kontraksi tetapi menipis. Hanya ekonomi Bali yang masih terkontraksi cukup dalam," katanya.

Suhariyanto sebelumnya menjelaskan ekonomi Sulawesi masih positif terutama berkat ekonomi Sulawesi Tengah yang tumbuh 4,86% didukung oleh kenaikan produksi nikel. Sedangkan perekonomian Papua didukung oleh kenaikan produksi tembaga.

Sepanjang tahun lalu, ekonomi Bali dan Nusa Tenggara juga terpukul paling dalam mencapai 5,01%. Pemerintah berjanji untuk memperbaiki kondisi ekonomi pulau yang menggantungkan ekonomi pada sektor pariwisata ini.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...