Riset: 72% Penerima Kartu Prakerja Terima Insentif Lewat e-Wallet
Riset terbaru menunjukkan implementasi program kartu prakerja yang kini sudah menyasar lebih dari 11 juta penerima berkontribusi menciptakan inklusi keuangan di dalam negeri. Lembaga riset Presisi Indonesia menyebut mayoritas penerima manfaat program ini baru pertama kali membuka rekening bank dan dompet digital alias e-wallet.
Presisi Indonesia melakukan survei kepada 2.156 responden yang terdiri atas 50% penerima Kartu Prakerja dan 50% non penerima. Survei dilakukan melalui platform e-survei yang digelar pada 24 September-11 November 2021.
Salah satu temuan dari survei tersebut menunjukkan program Kartu Prakerja turut membantu penerimanya dalam meningkatkan pengetahuan soal keuangan. Sebanyak 80% dari peserta Kartu Prakerja baru pertama kali membuka rekening bank dan e-wallet.
"Kemudian 72% dari penerima Kartu Prakerja ini menggunakan e-wallet sebagai akun untuk menerima insentif untuk Kartu Prakerja," kata Periset Senior Presisi Indonesia Widdi Mugijayani dalam webinar daring, Rabu (9/2).
Secara keseluruhan, Widdi juga menyebut program Kartu Prakerja berkorelasi dengan peningkatan inklusi keuangan terutama atas kepemilikan e-wallet dan rekening sekitar 22%. Seperti diketahui, program sosial disalurkan semi-bansos, dengan kata lain peserta bukan hanya mendapat pelatihan tetapi juga diberikan bantuan cash.
Pemerintah telah menunjuk lima mitra pembayaran untuk menyalurkan bantuan tunai PraKerja, terdiri dari satu bank, yakni BNI dan empat e-wallet yakni OVO, LinkAja, Gopay dan DANA.
Bukan hanya mendorong inklusi keuangan, temuan lain dari riset Presisi ini menunjukkan program Kartu Prakerja ikut membantu meningkatkan kompetensi, produktivitas, daya saing dan keterampilan wirausaha dari peserta.
"Kami menemukan penerima manfaat Kartu Prakerja dapat meningkatkan kompetensi mereka sebesar 77% lebih tinggi dibandingkan mereka yang bukan penerima program ini," kata Widdi.
Dari sisi daya saing, peserta Kartu Prakerja memiliki daya saing 52% lebih tinggi dari nonpeserta. Produktivitas peserta juga 24% lebih tinggi serta keterampilan dalam wirausaha juga 150% lebih tinggi.
Riset Presisi juga menunjukkan peningkatan dari sisi kompetensi, produktivitas, daya saing dan kemampuan kewirausahaan ini berbeda-beda secara spasial. Peserta di luar Jawa memiliki kompetensi 73% lebih tinggi dibandingkan non-penerima, lebih tinggi dibandingkan peningkatan peserta di pulau Jawa sebesar 67%.
"Tetapi dari sisi produktivitas, daya saing dan kemampuan wirausaha efek Kartu Prakerja bagi penerima di pulau Jawa ini masih sedikit lebih tinggi dibandingkan penerima yang di luar Jawa. Ini karena banyak faktor seperti akses internet dan infrastruktur," kata Widdi.
Ketimpangan akibat akses internet dan infrastruktur itu juga terlihat jika membandingkan benefit yang diperoleh antara peserta yang berada di kota dan di desa. "Program Kartu Prakerja juga sebetulnya dampaknya lebih optimal untuk penerima yang memang tinggal di kota-kota besar," kata Widdi.
Kompetensi peserta yang tinggal di kota 75% lebih tinggi dibandingkan non-peserta, lebih tinggi dibandingkan 74% pada peserta di desa. Produktivitas juga sama, peserta di kota 24% sementara di desa 22%. Gap yang lebar terutama dari sisi daya saing, di perkotaan peserta Kartu Prakerja 56% lebih berdaya saing, sementara di desa peningkatanya hanya 37%.