IHSG Berpotensi Kembali Cetak Rekor Baru Hari Ini
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi kembali mencetak rekor pada perdagangan hari ini (11/4) melanjutkan kinerja akhir pekan lalu yang berhasil menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah. IHSG akan bergerak di level 7.038 - 7.227.
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, pergerakan IHSG yang kembali mencetak level tertingginya sepanjang masa pada pekan lalu merupakan langkah pencapaian rekor baru di tengah perlambatan ekonomi yang masih berlangsung. Namun, risiko terhadap potensi terjadinya koreksi jangka pendek tetap perlu diwaspadai, mengingat kenaikan yang terjadi sudah cukup terbatas.
"Masih tercatatnya capital inflow yang terjadi secara masif, dapat menjadi salah satu faktor penunjang dari pertumbuhan tingkat kepercayaan investor ke pasar modal Indonesia," kata William dalam risetnya, dikutip Senin (11/4).
William merekomendasikan investor untuk memantau saham PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR).
Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memperkirakan, IHSG akan menguat menuju garis resistance dari channel tren naik karena berhasil ditutup di atas resistance 7.188. Adapun titik resistance IHSG hari ini diperkirakan ada di posisi 7.230, 7.284 dan 7.315, sedangkan titik support ada di posisi 7.150, 7.090 dan 7.040.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali tumbuh karena peningkatan pembelian. Namun jika harga terus melemah, harga akan terus menurun untuk menemukan titik support baru.
Sedangkan resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan.
Ivan merekomendasikan hold atau buy on weakness pada saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) di rentang harga 8.000-8.200 dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) di harga 850-870.
BBNI diperkirakan kembali menguat setelah mengalami rebound dari Fibonacci Retracement 78,6% dari wave i pada skenario bullish. BRPT sedang membentuk koreksi wave (b) dengan support terdekat di 875. Jika harga penutupan harian BPRT tetap di 865 atau lebih tinggi, maka akan ada peluang penguatan dan menguji kembali resistance di 930.
Selain itu, hold atau buy on weakness juga disarankan pada saham PT Astra Internasional Tbk (ASII) di rentang harga 6.600-6.750 dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) di rentang harga 2.670-2.720.
Di sisi lain, Ivan merekomendasikan take profit sebagian di level 6.350 pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). INDF menghadapi resistance di 6.200, di mana kenaikan di atasnya akan membuka jalan menuju 6.350 sebagai target terdekat dari kelanjutan tren naik.
IHSG pada pentupan akhir pekan lalu menguat 1,17% dan berhasil mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 7.210. Sementara bursa saham Wall Street bergerak bervariasi. Indeks Dow Jones naik 0,4%, S&P 500 turun 0,27%, dan Nasdaq Composite turun 1,34%.