Marak Kebocoran Data, Anggaran Keamanan Siber 2023 Hanya Rp 120 M
Indonesia sedang dihadapkan pada banyaknya kasus kebocoran data akibat serangan siber. Para ahli IT menyebut, salah satu penyebabnya adalah kekurangan anggaran yang dialami Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Berapa sebenarnya anggaran yang dialokasikan untuk BSSN?
Berdasarkan data APBN 2022, alokasi anggaran yang diterima BSSN pada tahun ini hanya mencapai Rp 554,6 miliar. Anggaran ini turun 60% dibandingkan outlook 2021 sebesar Rp 1,39 triliun.
Dari total alokasi anggaran sebesar tersebut, alokasi anggaran untuk program keamanan dan ketanan siber hanya mencapai Rp 152,8 miliar, sedangkan sebesar Rp 402,8 miliar digunakan untuk program dukungan manajemen.
Kondisi yang terjadi pada tahun depan juga tak jauh berbeda. Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk BSSN sebesar Rp 624,73 miliar. Anggaran ini lebih besar dibandingkan alokasi tahun ini. Namun jika dilihat lebih detail, anggaran untuk program keamanan dan ketahanan siber hanya dialokasikan hanya Rp 120,34 miliar. Sisanya Rp 504 miliar akan digunakan untuk dukungan manajemen.
Peneliti Keamanan Siber Communication Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha sebelumnya menilai, bahwa satu penyebab maraknya kasus kebocoran data adalah tidak berpihaknya pemerintah pada keamanan siber. Ini terbukti dari minimnya alokasi anggaran untuk BSSN.
“Ancaman yang terjadi saat ini sudah pasti siber, tidak mungkin perang nuklir bom,” kata Pratama.
Menurutnya, pemerintah tidak maksimal menyediakan anggaran untuk mengantisipasi hacker.
Juru bicara BSSN Ariandi Putra mengakui, instansinya menghadapi keterbatasan anggaran. “Untuk tahun anggaran 2022, BSSN tidak ada alokasi anggaran penguatan infrastruktur keamanan siber, termasuk perluasan cakupan area monitoring,” ujar dia kepada Katadata.co.id, Kamis (8/9).
Dengan keterbatasan anggaran, BSSN melakukan strategi peningkatan kapasitas entitas (stakeholder) dengan cara:
- Asistensi dan pendampingan identifikasi celah kerawanan dan penanganan insiden
- Peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) pengelola siber entitas dengan memberikan pelatihan
- Literasi dan edukasi