Banyak Negara Miskin Pangkas Belanja Kesehatan Demi Bayar Utang

Agustiyanti
11 Oktober 2022, 15:06
negara miskin, utang, ketimpangan
ANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte/WSJ/cf
Ilustrasi. Banyak negara miskin yang memangkas berbagai belanja untuk kesejahteraan demi membayar utang kepada kreditor.

Laporan yang dirilis Oxfam menyebutkan bahwa banyak negara termiskin di dunia telah memotong pengeluaran kesehatan selama dua tahun terakhir. Sebagian dari mereka terpaksa memangkas belanja penting demi membayar utang kepada kreditur kaya.

Mengutip The Guardian, analisis anggaran nasional di 161 negara menemukan bahwa meskipun dunia menghadapi keadaan darurat kesehatan global karena pandemi Covid-19, setengah dari negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah-bawah justru memotong pengeluaran kesehatan. Data juga menunjukkan hampir setengah negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah memotong anggaran kesejahteraan mereka dan tiga perempatnya memotong pengeluaran pendidikan.

Laporan Oxfam menyebut indeks komitmen untuk mengurangi ketimpangan pada tahun ini telah menunjukkan bahwa negara-negara kaya justru memperburuk ledakan ketimpangan. Mereka mengawasi pemberi pinjaman untuk membayar utang di tengah pandemi yang memporak-porandakan rencana pengeluaran berbagai negara.

Ketika para menteri keuangan berkumpul di Washington minggu ini untuk pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, Oxfam mengatakan negara-negara berkembang sedang menghadapi kondisi global yang membuatnya mereka semakin sulit memenuhi kebutuhannya. 

Badan amal itu menuduh IMF memperburuk ketimpangan ekonomi dan kemiskinan di negara-negara miskin dengan mendesak langkah-langkah penghematan baru untuk mengurangi utang dan defisit anggaran.

Oxfam dan Development Finance International mengatakan, analisis data dari IMF menunjukkan bahwa tiga perempat dari semua negara merencanakan pemotongan lebih lanjut untuk pengeluaran publik selama lima tahun ke depan dengan total US$ 7,8 triliun. 

Laporan itu juga mengatakan bahwa negara-negara berpenghasilan rendah menghabiskan 27,5% dari anggaran mereka untuk membayar utang pada 2021. Jumlah ini dua kali lipat dari yang mereka habiskan untuk pendidikan,  empat kali lipat dari kesehatan, dan hampir 12 kali lipat dari perlindungan sosial.

Cina dan pemberi pinjaman lain di luar Klub Paris, lembaga yang secara historis mendominasi pinjaman ke negara berkembang memainkan peran yang semakin penting dalam membiayai pinjaman. Namun, bank-bank yang berbasis di AS, Inggris, Prancis, Jerman, dan Swiss juga merupakan penerima manfaat dari pembayaran utang yang telah melumpuhkan keuangan negara-negara berkembang.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...