Utang luar negeri Indonesia menurun menjadi US$ 423,4 miliar pada Oktober 2024 dibandingkan bulan sebelumnya, meskipun tumbuh 7,7% secara tahunan. Penurunan ini hasil dari manajemen utang pemerintah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berjanji akan berhati-hati dalam mengelola APBN 2025, termasuk penarikan utang. Presiden Prabowo berencana menarik utang Rp 775,9 triliun tahun depan.
Cadangan devisa Indonesia tercatat menurun menjadi US$ 150,2 miliar di November 2024, dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri namun tetap mendukung stabilitas ekonomi.
Presiden Prabowo Subianto mengesahkan Perpres Nomor 201 Tahun 2024, memfokuskan pada penarikan utang baru sejumlah Rp 775,86 triliun untuk menanggulangi defisit APBN 2025.
Anggota DPR Rieke Diah Pitaloka menolak wacana kenaikan PPN menjadi 12% pada 2025, menekankan pemantauan kondisi fiskal dan ekonomi yang sedang tidak stabil.
Ketua DEN Luhut menyuarakan keprihatinan atas peran AI yang bisa menyisihkan manusia, termasuk di pemerintahan, serta potensi dampaknya terhadap ekonomi dan tata kelola di Indonesia.
Agung Podomoro berencana menggunakan dana hasil penjualan Hotel Pullman Ciawi Vimala Hills Resort Spa & Convention untuk membiayai pembangunan sejumlah proyek properti hingga membayar utang.
Indef mendesak pemerintah untuk memastikan utang baru digunakan dalam belanja produktif yang bisa memacu pertumbuhan ekonomi, mengingat pengaruhnya terhadap penerimaan perpajakan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa pemerintah mengadakan lelang SBN secara rutin setiap dua minggu sebagai langkah strategis pengelolaan utang.
Sekretaris Perusahaan BNI Okki Rushartomo mengatakan BNI memiliki pencadangan yang cukup sehingga risiko kredit Sritex terhadap laba perseroan diperkirakan akan terbatas.