Penjualan Rumah Lesu pada Kuartal IV 2022 di Tengah Kenaikan Bunga KPR
Penjualan rumah turun pada akhir tahun lalu di tengah tren kenaikan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) seiring kenaikan suku bunga acuan bank sentral. Survei menunjukkan harga rumah justru terus naik karena kenaikan harga bahan bangunan.
Survei Harga properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia menunjukkan penjualan rumah sepanjang Oktober-Desember 2022 turun 7,22% dibandingkan kuartal sebelumnya. Padahal, penjualan rumah pada tiga bulan sebelumnya masih naik tipis 0,22%. Kinerja penjualan rumah secara tahunan masih tumbuh 4,54% tetapi melambat dari kuartal sebelumnya yang tumbuh hingga 13,58%.
Kontraksi penjualan rumah secara kuartalan tersebut disebabkan oleh penurunan penjualan pada seluruh tipe rumah. Penjualan rumah tipe kecil turun 4,55%, tipe menengah turun 19,5%, dan tipe besar 15,77%.
Kenaikan bunga KPR menjadi biang keroknya. Responden dalam survei tersebut menyampaikan bahwa salah satu hambatan penjualan rumah pada kuartal empat adalah suku bunga KPR. Proporsinya mencapai 15,27%, meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya hanya 11,91%.
Hal ini juga tercermin dari perkembangan suku bunga KPR dalam survei BI yang meningkat, pada akhir Desember 2022 sebesar 7,98%, dari enam bulan sebelumnya masih 7,8% tetapi memang masih lebih rendah dari akhir 2021 sebesar 8,2%. Bunga KPR di akhir tahun lebih tinggi seiirng BI yang mulai menaikan suku bunga acuannya sejak Agustus 2022.
Selain bunga KPR, faktor penghambat lainnya penjualan rumah yakni kenaikan harga bangunan turun dibandingkan kuartal sebelumnya dari 25,13% menjadi 2463%. Masalah perizinan atau birokrasi, proporsi uang muka yang tinggi, hingga perpajakan juga mejadi hambatan penjualan rumah.
Penyaluran kredit untuk KPR dan KPA juga terpantau melambat. Pada kuartal empat, pertumbuhannya mencapai 2,77% secara kuartalan, melambat dibandingkan kuartal sebelumnya 3,27%.
Meski penjualan menurun, survei menunjukkan harga properti masih terus naik. Hal ini tercermin dari peningkatan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal empat sebesar 2%, lebih tinggi dibandingkan 1,94% pada kuartal sebelumnya. Kenaikan terutama dari tipe rumah menengah dan kecil, sementara kenaikan harga untuk tipe rumah besar tumbuh melambat. Kenaikan tertinggi di Kota Balikpapan, Batam, dan Palembang.
"Tren kenaikan IHPR hingga kuartal empat 2022 relatif sejalan dengan laju inflasi bahan bangunan yang juga meningkat. Inflasi tahunan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk subkelompok pemeliharaan, perbaikan, dan keamanan tempat tinggal/perumahan yang masih stabil sejak September," dikutip dari laporan tersebut, Jumat (17/2).
Sekalipun secara tahunan meningkat, harga rumah secara kuartalan naik melambat. hal ini tercermin dari IHPR kuartal empat tumbuh 0,47%, lambat dari sebelumnya 0,54%. Hal ini terutama ditopang kenaikan harga rumah tipe menengah dan besar, sementara harga rumah tipe kecil tetapi naik tetapi melambat.