Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Negara Maju
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun ini mencapai 5,17% secara tahunan, sesuai dengan perkiraan pemerintah dan berada di atas ramalan sejumlah ekonom. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pun mengklaim capain itu lebih baik dibandingkan beberapa negara maju.
"Dibandingkan negara lain, petumbuhan ekonomi Indonesia sangat kuat dengan inflasi terkendali sebesar 3%, itu masuk asumsi APBN 2-4%," kata Airlangga dalam konferenesi pers di kantornya, Senin (7/8).
Ia mengutip sumber CEIC untuk membandingkan pertumbuhan kuartal Indonesia dengan beberapa negara termasuk seperti negara maju Amerika Serikat. Ekonomi Indonesia lebih tinggi dibandingkan Amerika Serikat yang tumbuh 2,7% secara tahunan, Korea Selatan 0,87%, Lithuania 0,59%, Prancis 0,4% hingga Jerman yang minus 0,62%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya lebih rendah dibandingkan Cina sebesar 6,3%, India 6,2%, dan Uzbekistan 5,6%.
Airlangga menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia masih solid dengan tingkat inflasi yang relatif terkendali di tengah berbagai tantangan ekonomi global yang kompleks. Kebijakan makro difokuskan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan agar dapat menghadapi guncangan di masa mendatang.
Inflasi Indonesia tercatat mencapai 3,08% pada Juli, lebih rendah daripada beberapa negara. Jerman menghadapi inflais tinggi 6,17%, Peru dan Italia 6,02%, Uruguay 4,79%, Filipina 4,66% , Prancis 4,62%, dan Belgia 4,14%.
Airlangga menyebut, pihaknya masih optimistis untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 5,3% pada tahun ini. Belanja pemerintah diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi pada sisa tahun ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun ini mencapai 5,17% secara tahunan, di atas perkiraan pasar yang mayoritas meramal tak mencapai 5%. Mayoritas lapangan usaha tumbuh positif, terutama transportasi karena libur sekolah dan mudik Lebaran.
"Pertumbuhan ekonomi konsisten di atas 5% selama tujuh kuartal berturut-turut, menandakan perekonomian kita semakin stabil," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud.
BPS mencatat, semua dari 17 lapangan usaha tumbuh positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor transportasi dan pergudangan yang melesat 15,28%. Pertumbuhan ekonomi lapangan usaha ini konsisten dua digit dalam enam kuartal terakhir.
Sementara itu, sektor industri pengolahan yang merupakan penyumbang terbesar ke ekonomi Indonesia mencatat pertumbuhan 4,88%. Pertumbuhannya lebih kuat dari kuartal kedua didukung permintaan domestik dan global yang masih kuat.