BPOM Izinkan Penggunaan Darurat Vaksin Moderna, Efikasi Capai 94,1%

Ameidyo Daud Nasution
2 Juli 2021, 11:42
vaksin, bpom, covid, moderna
ANTARA FOTO/HO/Humas BPOM/wpa/hp.
Kepala Badan POM Penny K. Lukito saat menerbitkan persetujuan penggunaan dalam kondisi darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk Vaksin COVID-19 di Kantor Badan POM, Jakarta, Senin (11/1/2021). BPOM pada Jumat (2/7) menerbitkan izin serupa untuk vaksin Moderna asal AS.

Badan Pengurus Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin merek Moderna. Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan, efikasi vaksin Covid-19 tersebut mencapai 94,1% untuk kelompok usia dewasa.

Efikasi vaksin sebesar 94,1% itu berada pada kelompok usia 18-65 tahun. Sementara untuk lansia di atas 65 tahun, efikasi serum kekebalan Moderna mencapai 86,4%.

"Vaksin Moderna adalah vaksin dengan platform mRNA pertama yang mendapat EUA dari BPOM," kata Penny di kantornya, Jakarta, Jumat (2/7).

Beradasarkan laman Centers for Disease Control and Prevention (US CDC), Vaksin mRNA adalah jenis vaksin baru untuk melindungi dari penyakit menular. Cara kerjanya, vaksin mengajari sel manusia untuk membuat protein yang memicu respons imun di dalam tubuh untuk menghasilkan antibodi yang melindungi diri dari virus.

Cara kerja vaksin Moderna juga berbeda dengan vaksin yang beredar di Indonesia selama pandemi yakni mengandalkan platform virus yang dimatikan. Vaksin ini juga diberikan secara injeksi intramuskular dengan dosis 0,5 mililiter sebanyak dua kali penyuntikan selama 1 bulan.

Penny mengatakan vaksin buatan Amerika Serikat itu memberikan profil keamanan dan efikasi serupa pada mereka dengan penyakit paru kronis, jantung, obesitas berat, diabetes, liver hati dan HIV. "Jadi bisa diberikan pada populasi dengan komorbid," ujar Penny.

Kajian BPOM, Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin Covid-19 dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) menunjukkan keamanan vaksin dapat ditoleransi dengan baik dengan risiko lokal atau sistemik tingkat keparahan grade 1 dan 2. Kejadian paling sering ialah nyeri, kelelahan, nyeri tempat suntikan, sakit kepala, dan nyeri otot sendi.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...