Kalbe Uji Vaksin Asal Korsel, Berpotensi Ampuh Lawan Varian Covid-19
PT Kalbe Farma Tbk bersama dengan Genexine, perusahaan Korea Selatan akan melakukan uji klinik vaksin virus corona COVID-19 GX-19N. Ketua Tim Peneliti Uji Klinik Vaksin GX-19N Iris Rengganis mengatakan, vaksin tersebut berpotensi melawan Covid-19 varian baru.
Sebagaimana diketahu, vaksin GX-19N merupakan vaksin berbasis DNA yang mencetak lebih banyak kode antigen virus. Vaksin ini bisa menghasilkan antibodi humoral yang merangsang imunitas seluler (sel T) sehingga bisa memberikan perlindungan yang lebih lama dalam tubuh terhadap Covid-19.
"Vaksin GX-19N diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap varian baru Covid-19," kata Iris dalam konferensi pers, Jumat (9/7).
Selain menangkal mutasi baru, vaksin GX-19N berpotensi diberikan kepada masyarakat yang memiliki gangguan sistem imun. Ini lantaran vaksin tersebut tidak mengandung adjuvant atau zat tambahan yang meningkatkan imunogenisitas.
Saat ini, vaksin tengah melalui proses uji klinik di Korea Selatan maupun Indonesia. Berdasarkan data tahap I dan IIA di Korea, vaksin itu menunjukkan hasil yang aman dengan efek samping yang ringan dan sementara.
Selanjutnya, uji klinik fase IIB dilanjutkan di Korsel maupun Indonesia. Di Negeri Ginseng, uji klinik dilakukan secara global dengan melibatkan 30.148 subjek.
Sedangkan Kalbe Farma akan melibatkan 1.000 orang subjek selama proses uji klinik fase 2B dan 3 mulai bulan ini. Penelitian dilakukan di RSUPN Ciptomangunkusumo berserta 8 lokasi lainnya, yaitu FKIK Ukrida, Klinik Satelit. RSUP Dr Sardjito, RSUD Dr Moewardi, RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro, Klinik Utama Fakhira Sawah Lunto, Klinik Utama Fakhira Jatiasih, Klinik Utama Fakhira Jagakarsa.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengatakan, pihaknya akan aktif mendampingi uji klinik yang dilakukan Kalbe Farma bersama Genexine. "BPOM mendukung berbagai pengembangan vaksin dan obat untuk mendukung upaya keluar dari pandemi," katanya.
Ia mengatakan, uji klinik menjadi tahapan penting dalam pengembangan vaksin untuk mendapatkan data khasiat dan keamanannya. Penny pun berharap, vaksin tersebut dapat memenuhi aspek saintifik dan menjunjung tinggi etika penelitian sesuai pedoman cara uji klinik yang baik. "Ini untuk memperoleh data yang valid dan tepat waktu," ujar dia.