Terlambat Masuk Rumah Sakit, 20% Pasien Covid-19 Meninggal di IGD

Rizky Alika
2 Agustus 2021, 13:57
covid, rumah sakit, corona
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Petugas medis mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap merawat pasien Covid-19 yang menunggu di pelataran untuk mendapatkan tempat tidur perawatan di IGD RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu, (23/6/2021). Menkes Budi Sadikin menyoroti tingginya angka kematian pasien Covid-19 yang meninggal usai masuk IGD.

Jumlah kematian akibat Covid-19 masih terus melonjak dalam beberapa pekan terakhir. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan 20% pasien corona yang masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit meninggal.

Jumlah ini meningkat dari sebelumnya 1 sampai 2% yang meninggal ketika dibawa ke IGD.  Budi menjelaskan penyebabnya adalah para pasien terlambat masuk ke rumah sakit.

Rata-rata kematian pasien di rumah sakit juga meningkat, dari 8 hari menjadi 3-4 hari. "Sudah telat sekali. Artinya virus sudah menyebar dalam paru dan udah sesak sehingga kita lihat kematian terjadi," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Senin (2/8).

Sebelumnya, pasien Covid-19 yang baru masuk ke rumah sakit memiliki saturasi sekitar 90-93%, sedangkan saturasi pasien yang baru masuk rumah sakit saat ini berkisar 70-80%.

Budi menduga hal ini terjadi lantaran edukasi yang minim sehingga masyarakat masih menganggap penyakit Covid-19 sebagai aib. Padahal, jika tertangani tepat waktu, penyakit ini bisa disembuhkan dengan cepat.

"Secara fatality, Covid-19 lebih rendah dari TBC dan HIV/AIDS. Jadi kalau dirawat dengan cepat, harusnya sembuh," kata Budi. 

Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu pun meminta masyarakat untuk tidak malu atau khawatir bila terpapar virus corona. Orang yang mengalami gejala Covid-19 pun diharapkan segera melakukan pengetesan.

Selain itu, keterlambatan pasien masuk rumah sakit bisa disebabkan lantaran masyarakat belum paham. Budi menginfokan, pasien Covid-19 dengan saturasi di bawah 94% harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk diisolasi secara terpusat.

"Begitu di bawah 94%, jangan diam di rumah karena itu bisa membuat keluarga atau saudara kita wafat," ujar dia.

Ia pun memastikan, seluruh metode terapi Covid-19 di rumah sakit tidak bermasalah. "Yang menjadi masalah, pasien masuk IGD terlambat," katanya.

Sebagai informasi, kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah sebanyak 30.738 orang pada Minggu (1/8). Secara akumulasi, total kasus positif Covid-19 hingga hari ini tercatat mencapai 3.440.396 kasus.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, jumlah kasus sembuh Covid-19 juga bertambah 39.446 orang. Angka ini lebih besar dari kasus sembuh kemarin yang sebanyak 39.372 orang. Secara akumulasi, kasus pasien yang sembuh dari Covid-19 telah mencapai 2.809.538 orang.

Di sisi lain, Indonesia juga mencatat tambahan angka kematian sebanyak 1.604 kasus. Angka ini lebih rendah dari jumlah kematian pada hari sebelumnya 1.808. Hal ini membuat total angka kematian secara kumulatif menjadi 95.723 kasus.

Saat ini, Indonesia berada di urutan ke-14 negara dengan total kasus Covid-19 terbanyak di dunia. Negara yang memiliki total kasus paling banyak yakni Amerika Serikat, kemudian India, Brasil, Rusia, dan Perancis di urutan selanjutnya.

Berikutnya, Inggris, Turki, Argentina, Kolombia, dan Spanyol juga masuk dalam 10 besar negara dengan total kasus positif Covid-19 terbanyak.

Reporter: Rizky Alika

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...