Terlambat Masuk Rumah Sakit, 20% Pasien Covid-19 Meninggal di IGD
Jumlah kematian akibat Covid-19 masih terus melonjak dalam beberapa pekan terakhir. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan 20% pasien corona yang masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit meninggal.
Jumlah ini meningkat dari sebelumnya 1 sampai 2% yang meninggal ketika dibawa ke IGD. Budi menjelaskan penyebabnya adalah para pasien terlambat masuk ke rumah sakit.
Rata-rata kematian pasien di rumah sakit juga meningkat, dari 8 hari menjadi 3-4 hari. "Sudah telat sekali. Artinya virus sudah menyebar dalam paru dan udah sesak sehingga kita lihat kematian terjadi," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Senin (2/8).
Sebelumnya, pasien Covid-19 yang baru masuk ke rumah sakit memiliki saturasi sekitar 90-93%, sedangkan saturasi pasien yang baru masuk rumah sakit saat ini berkisar 70-80%.
Budi menduga hal ini terjadi lantaran edukasi yang minim sehingga masyarakat masih menganggap penyakit Covid-19 sebagai aib. Padahal, jika tertangani tepat waktu, penyakit ini bisa disembuhkan dengan cepat.
"Secara fatality, Covid-19 lebih rendah dari TBC dan HIV/AIDS. Jadi kalau dirawat dengan cepat, harusnya sembuh," kata Budi.
Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu pun meminta masyarakat untuk tidak malu atau khawatir bila terpapar virus corona. Orang yang mengalami gejala Covid-19 pun diharapkan segera melakukan pengetesan.
Selain itu, keterlambatan pasien masuk rumah sakit bisa disebabkan lantaran masyarakat belum paham. Budi menginfokan, pasien Covid-19 dengan saturasi di bawah 94% harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk diisolasi secara terpusat.
"Begitu di bawah 94%, jangan diam di rumah karena itu bisa membuat keluarga atau saudara kita wafat," ujar dia.