Menyeret PT TPL, Dugaan Pencemaran Danau Toba Dilaporkan ke Jokowi

Rizky Alika
6 Agustus 2021, 20:59
jokowi, togu simorangkir, danau toba
Katadata
Aktivis lingkungan Togu Simorangkir (tengah) usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (6/8). Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Kepresidenan

Presiden Joko Widodo bertemu dengan aktivis lingkungan Togu Simorangkir di Istana Merdeka, Jakarta pada Jumat (6/8). Dalam pertemuan tersebut, Togu melaporkan masalah pencemaran di Danau Toba kepada Presiden.

Sebelumnya, Togu bersama temannya, Anita Hutagalung dan Irwandi Sirait melakukan aksi jalan kaki dari Danau Toba menuju Istana Negara sebagai bentuk protes atas dugaan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL). Selain itu, aksi ini juga merupakan respons atas bentrok PT TPL dengan masyarakat adat di Natumingka, Sumatera Utara.

Ketiganya melakukan perjalanan dari Makam Raja Sisingamangaraja XII, di Soposurung, Balige, Senin, 14 Juni dan tiba di Jakarta pada Selasa (27/7) atau setelah menempuh perjalanan selama 44 hari. Kemudian, mereka bertemu Presiden setelah menunggu hingga sembilan hari.

"Kami ingin mengatakan bahwa ini lho di Danau Toba, di Tano Batak sedang ada masalah," ujar Togu di Kantor Presiden, Jumat (6/8).

Togu mengatakan, sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Danau Toba tidak bisa sejalan dengan aktivitas yang merusak lingkungan. Dia lalu menjelaskan terkait keramba jaring apung di Danau Toba.

Togu bahkan sempat menyampaikan bahwa Presiden sempat kaget karena keramba jaring apung yang terdapat di Danau Toba merupakan milik dua perusahaan dan bukan masyarakat. Namun, ia tidak menjelaskan nama dua perusahaan tersebut.

"Tapi ada hal yang beliau tidak ketahui dan beliau sangat terkejut, ekspresinya benar-benar terkejut. Beliau tidak tahu keramba jaring apung milik perusahaan," katanya.

Presiden pun mengatakan, kerusakan lingkungan yang sudah terjadi akan dicari jalan keluarnya dengan penanaman pohon. Pemerintah pun akan menyediakan bibit pohon tersebut.

Selain itu, Kepala Negara akan datang ke Danau Toba pada November atau Desember untuk melakukan penanaman pohon bersama TIM 11 dan Aliansi Gerak Tutup PT Toba Pulp Lestari (TPL) dan masyarakat adat.

Kedatangan Togu bertujuan untuk menyampaikan secara langsung terkait isu lingkungan dan konflik lahan di area sekitar Danau Toba. Visi dari aksi tersebut ialah untuk kesejahteraan Danau Toba bagi generasi mendatang.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga memastikan ada 15 tanah adat yang akan diselesaikan pada bulan ini. Lima di antaranya telah diselesaikan oleh pemerintah. "Ini kabar gembira untuk masyarakat di sekitar Danau Toba," katanya.

Togu berharap di masa depan, investasi di sekitar Danau Toba harus memerhatikan lingkungan hidup serta tidak hanya fokus pada pengerukan keuntungan. Hal ini untuk menjaga keberlanjutan danau tersebut di masa mendatang.

Jawaban TPL Atas Pertemuan Tersebut

Adapun pihak PT Toba Pulp Lestari mengatakan tuduhan perusakan lingkungan tak berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Mereka juga mengaku menghormati dan adat dan norma yang berlaku di wilayah tersebut.

"Perusahaan menjalankan operasi sesuai Undang-Undang yang berlaku, serta diawasi dan berkoordinasi dengan pemerintah dan tim pengawasan independen," kata Koordinator Corporate Communications TPL Medan, Siantar, Simalungun Dedy Armaya dalam pesan singkat kepadaKatadata.co.id, Jumat (6/8).

Dedy lalu mengajak semua pihak tak saling menyudutkan serta mencari fakta dan data ke instansi yang berwenang. Dia juga mengatakan operasi TPL sudah sesuai aturan dan mendapatkan sertifikasi dari sejumlah pemangku kebijakan.

"Sertifikasi diberikan oleh lembaga yang diakui dunia, laporan pajak dan investasi juga terbuka dan dapay diakses," katanya.

Sedangkan Direktur TPL Jandres Silalahi juga membantah tudingan pencemaran tersebut. Ia mengatakan lokasi perusahaan berada di bawah elevasi Danau Toba sehingga tak mungkin limbah mengalir di danau itu.

"TPL selalu memastikan limbah produksi, baik cair maupun gas ditangani secara ketat sehingga tak berdampak kepada lingkungan," kata Jandres dalam keterangan tertulis. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rizky Alika

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...