Satgas IDI Peringatkan Indonesia Belum Lewati Puncak Covid-19 Omicron

Rizky Alika
15 Februari 2022, 17:23
kematian, covid-19, dokter
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Foto udara suasana pemakaman khusus COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (15/7/2021).

Kasus kematian pada pasien Covid-19 gelombang penularan Omicron lebih rendah dibandingkan varian Delta. Meski begitu, Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta pemerintah tidak menormalkan jumlah kematian.

Ketua Satgas IDI Prof Zubairi Djoernban menyoroti angka kematian pasien Covid-19 yang terus meningkat. Pada Senin (15/2), kasus kematian harian mencapai 145 orang, tertinggi sejak sejak 23 September 2021 yakni 160 jiwa.

"Jangan menormalkan jumlah kematian ini kemudian dibandingkan dengan jumlah populasi Indonesia. Tidak ada satu pun kematian yang baik-baik saja," tulis Ketua Satgas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban dalam akun twitter @ProfesorZubairi, Senin (15/2).

Ia pun mengingatkan, Indonesia belum mencapai puncak kasus Covid-19 dan belum melandai. Zubairi juga mengatakan situasi Indonesia saat ini berbeda dari Inggris dan Amerika yang sudah mencapai puncak corona.

Untuk itu, Indonesia belum waktunya berdamai dengan virus corona. "Kalau 'musuh' mulai mundur, pertahanan (booster) kita sudah kuat, baru kita pikirkan untuk berdamai dengan mereka," ujar dia.

Sebelumnya, Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tingkat kematian Covid-19 saat ini jauh lebih rendah dari varian Delta. Studi dari luar negeri pun mengonfirmasi turunnya tingkat kematian karena Covid-19.

Pada pertengahan 2020, virus corona 13 kali lebih mematikan dari flu biasa. Namun pada awal 2022, Covid-19 varian Omciron diperkirakan tidak lebih mematikan dibandingkan sebelumnya. "Jadi Omicron hanya dua kali lebih parah dari penyakit flu," ujar dia.

Namun, ia memastikan hal tersebut tidak mengurangi tingkat kehati-hatian pemerintah. Pemerintah tetap berhati-hati dalam menghadapi Omicron, namun tidak akan membuat masyarakat takut secara berlebihan. "Jadi jangan berpikir pemerintah membawa enteng," kata Luhut.

Adapun sejak pekan lalu, angka kematian akibat Covid-19 melonjak drastis. Kasus kematian bahkan terus berada di rentang 100 orang dalam empat hari terakhir.

Pada Senin (14/2), kasus kematian terbanyak dilaporkan dari Jakarta yakni 53 jiwa. Angka ini adalah yang tertinggi sejak 13 Agustus 2021 (68) atau dalam enam bulan terakhir.

Di bawah Jakarta, terdapat Jawa Tengah yang melaporkan kasus kematian sebanyak 22 jiwa, meningkat dibandingkan pada hari sebelumnya (12). Jawa Timur ada di urutan berikutnya kasus kematian sebanyak 21 jiwa disusul kemudian dengan Bali (20). Dengan tambahan kasus kematian sebanyak 145 pada hari ini maka total angka kematian akibat Covid-19 sejak pandemi mencapai 145.321 jiwa.

Reporter: Rizky Alika

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...