Sejumlah perusahaan retail yang beroperasi di bawah bendera perusahaan konglomerasi milik Grup Lippo dan PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI) tengah gencar mencari pendanaan eksternal, salah satunya melalui pasar modal. Dana segar tersebut rencananya akan digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pembayaran utang, mendanai ekspansi gerai serta modal kerja.
PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), perusahaan retail milik Lippo Grup sekaligus pemilik jaringan gerai Hypermart, belum lama ini melakukan penawaran umum terbatas V (PUT V) dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Dalam aksi korporasinya itu, perseroan akan menawarkan 2,15 miliar saham atau setara 28,57% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal saham sebesar Rp 50 per saham. Perusahaan mematok harga pelaksanaan PUT V ini sebesar Rp 375 per saham. Dengan demikian, melalui PUT V ini MPPA berharap bisa memperoleh dana hingga Rp 806,69 miliar.
Manajemen perseroan menyatakan, sebanyak 93,7% hasil dana rights issue setelah dikurangi biaya-biaya rencananya akan digunakan untuk membiayai modal kerja, berupa pembayaran pemasok atas pembelian barang dagangan. "Sementara 6,3% sisa dana PUT V akan digunakan untuk membayar sebagian pokok utang kepada Bank of China Limited (BoC)," kata manajemen perusahaan sebagaimana yang dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
(Baca : Matahari Turunkan Harga Ribuan Barang dan Perkecil Gerai Hypermart)
Menurut catatan, perseroan sebelumnya telah menerima fasilitas kredit modal kerja bersifat revolving dari BoC sebesar Rp 300 miliar, yang mana hingga 31 Maret 2018 seluruh dana tersebut telah habis digunakan. Pinjaman berbunga 8,38%-10,27% per tahun itu akan jatuh tempo pada 14 Januari 2019.
Sementara itu, perseroan juga memperkirakan total kebutuhan modal kerja tahun ini mencapai Rp 750 miliar. Namun jika hasil perolehan dana rights issue tak sesuai seperti yang ditargetkan, maka perseroan berencana mencari sumber pendanaan lain seperti dengan menambah fasilitas pinjaman dari perbankan.
Aksi korporasi serupa juga dilakukan PT Multipolar Tbk (MLPL). Perusahaan induk milik grup Lippo yang bergerak di bidang retail, jasa telekomunikasi dan informatika, perdagangan umum dan jasa pengembangan serta pengelolaan properti tersebut juga menggelar penawaran umum terbatas VI (PUT VI) dengan skema Hak Memesan efek Terlebih Dahulu atau HMETD.
(Baca : Harga Produk Retail Bisa Naik 5% Akibat Pelemahan Rupiah)
MLPL berencana menawarkan 4,57 miliar saham baru atau setara dengan 31,25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal per saham sebesar Rp 100 dengan harga penawaran sebesar Rp 110 per saham. Melalui aksinya ini, perseroan menargetkan bisa meraih dana hingga Rp 502 miliar.
Namun berbeda dengan sebelumnya, MLPL berencana mengalokasikan 95% dana perolehan PUT VI untuk memepertahankan kepemilikan saham perusahaan dalam rangka rencana PUT V MPPA yang berasal dari pelaksanaan HMETD Perseroan sebesar 50,2% serta menambah penyertaan modal perusahaan pada MPPA.
Selain itu, MLPL juga akan menggunakan sebagian dana perolehan rights issue untuk menambah modal kerja perusahaan, khususnya pada pos beban umum dan administrasi.
IPO
Perusahaan retail lain yang juga tengah membidik dana segar dari pasar modal juga datang dari PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA). Anak usaha PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) yang bergerak bisnis gerai retail olahraga tersebut pagi tadi resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (5/7).
Sekretaris Perusahaan MAPA Ratih D Gianda mengatakan dengan aksi korporasinya ini perusahaan berharap dapat memperkuat struktur permodalan dari dana hasil IPO, meningkatkan brand equity sekaligus juga mendorong peningkatan kinerja bisnis ke depan. Terlebih dengan potensi meningkatnya jumlah kelas menengah Indonesia serta kebutuhan gaya hidup, mendorong perusahaan untuk terus ekspansi, baik dengan penambahan merek mapoun portofolio perusahaan.
(Baca juga : Mitra Adiperkasa Ambil Alih Pemasaran Clarks dan Lego di Indonesia)
Dalam aksi penawaran umum saham perdana (Initial public offering/IPO) ini, perusahaan melepas 427 juta saham baru dengan harga penawaran Rp 2.100. Dengan demikian, dari IPO ini perusahaan berhasil menggalang dana segar sebesar Rp 897 miliar.
"Sebanyak 90% dana hasil IPO akan kami gunakan untuk pembayaran obligasi tanpa bunga dan jaminan yang diterbitkan kepada Asia Sportswear Holding Pte. Ltd. Sementara 10% akan dimanfaatkan untuk menutup kebutuhan modal kerja perusahaan," ujarnya.
MAP Aktif Adiperkasa saat ini merupakan pemilik jaringan berai Planet Sports, Sports Station, Ogaan, The Athlete's Foot, Golf House, Kidz Station serta pemegang lisensi sejumlah brand produk sepatu dan perlengkapan olahraga di Indonesia seperti Sketchers, Onitsuka Tiger, Reebok, Steve Madden, Staccato, Converse, Clarks, Lego dan Payless.
"Saat ini memiliki lebih dari 900 gerai di 71 kota di Indonesia. Tahun ini rencananya MAP Active akan membuka 100 gerai baru," katanya.