Sempat Menjadi Primadona, Kawasan Blok M Kini Merana

Katadata
Pengunjung berbelanja di Matahari Departemen Store, Pasar Baru, Jakarta, Jumat (11/04).
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
18/9/2017, 19.04 WIB

Blok M pernah jadi primadona pusat perbelanjaan Jakarta pada periode 1990 hingga awal 2000-an. Kini, ia tak hanya ditinggalkan pengunjung, tapi juga penghuninya. Sebelum Matahari angkat kaki dari Pasaraya, Ramayana lebih dulu menutup gerainya di Blok M Mal.

Pasaraya Blok M adalah satu dari dua lokasi gerai Matahari yang akan ditutup karena sepi. “Matahari Departement Store Pasaraya Blok M dan Manggarai akan ditutup per akhir bulan September ini," kata Sekretaris Perusahaan dan Direktur Hukum PT Matahari Department Store Tbk Miranti Hadisusilo, Jumat (15/9) lalu.

Sebelum menutup kedua gerai itu, Matahari pun mengadakan diskon hingga 75% untuk cuci gudang. Pengunjung pun menyemut memborong berbagai barang sepanjang akhir pekan lalu. Akibatnya, kondisi toko kacau. Pakaian berserak di bawah rak, sementara sepatu dan sandal tak jelas pasangannya.

Manajemen pun menutup gerai itu lebih cepat. Hari ini para pemburu diskon yang masih berdatangan harus menelan kecewa. Rolling door Matahari tertutup rapat, meski di baliknya masih tampak pekerja beraktivitas. “Matahari tutup ya, Mbak?” tanya salah satu pengunjung ke petugas keamanan yang hanya dijawab dengan anggukan.

(Baca juga:  ITC Mulai Sepi, Deretan Mal Berkonsep Gaya Hidup Sedot Pengunjung)

Toh obral tak hanya ada di Matahari. Beberapa merek sepatu penyewa tempat seperti Wakai, Crocs, The Little Things She Needs, dan Kickers juga melakukan potongan biaya hingga 50%.

Tak hanya itu, batik yang menjadi salah satu daya tarik Pasaraya juga dipromosikan secara masif. Potongan harga sebesar 50% ditambah cashback hingga Rp 200 ribu ditawarkan untuk menarik minat masyarakat.

Sebelum Matahari, Ramayana telah menutup gerainya di Blok M Mal pada Januari 2017 lalu. “Pada Januari kami tutup toko di Blok M, itu karena tidak produktif," kata Direktur Ramayana Suryanto.

Tutupnya Ramayana ini meninggalkan ruang kosong di bawah Terminal Blok M. Beberapa pedagang pakaian mengisi ruang itu, namun pengelola menutup ruang sisanya dengan papan-papan bergambar Transjakarta. “Dulu, orang-orang banyak yang datang ke sini, belanja ke Blok M Plaza atau Pasaraya, sekarang sepi" kata seorang penjual sepatu yang tidak mau disebutkan namanya.

(Baca juga: Dilirik Alibaba hingga Amazon, Begini Persaingan e-Commerce Indonesia)

Sementara Blok M Plaza kini muram karena salah satu aksesnya yang berada di Jalan Bulungan tertutup proyek Mass Rapid Transit (MRT). Sementara lantai dasar masih diramaikan oleh berbagai bazaar, lantai lain mulai sepi karena beberapa gerai yang tutup.

Kondisi ini dijanjikan tak akan lama. Presiden Direktur Pakuwon Jati Tbk (PWON) Stepanus Ridwan menyatakan Blok M Plaza akan direnovasi hingga terkoneksi dengan MRT Jakarta. “Renovasi ditargetkan mulai akhir tahun ini dan rampung pada 2018,” kata Stepanus yang juga Ketua Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia (APPBI).

Reporter: Michael Reily