Para pelaku bisnis properti memprediksi pasar properti Indonesia pada tahun ini membaik. Hal ini seiring pertumbuhan ekonomi yang terjaga, serta meredanya kondisi politik, khususnya usai Pilkada DKI Jakarta.

CEO Lippo Group James Riady mengatakan indikator makro ekonomi Indonesia masih menjadi salah satu yang terbaik di Asia Tenggara. Selain itu, masih adanya  kekurangan 11,4 juta unit rumah menjadi salah satu pangkal optimisme dunia usaha.

"Saya kira nature dan sikap perusahaan (properti) harus optimis apalagi pertumbuhan (ekonomi) mulai menuju seperti sebelum krisis," kata James saat acara BTN Property Award 2017 di Jakarta kemarin.

James juga mengatakan, industri properti harus mengantisipasi tumbuhnya pusat ekonomi baru di wilayah Bekasi hingga Karawang. Banyaknya pabrik yang berdiri di wilayah tersebut, menurutnya perlu direspons dengan penyediaan tempat tinggal dengan harga terjangkau bagi para pekerja. "Sudah saatnya ambil risiko dan ambil inovasi," ujarnya.

(Baca juga:  Bos Lippo Akui Belum Melengkapi Izin Megaproyek Meikarta)

Sementara Direktur Utama PT Jababeka Tbk Setyono Djuandi Darmono mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terhitung tinggi membuat adanya potensi properti untuk terus maju.

Menurutnya permintaan properti tidak akan surut. Pengusaha hanya perlu menyiapkan hunian yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, baik dari segi harga dan spesifikasinya. "Jika disediakan supply, maka demand akan segera datang," katanya.

Bagaimana menyediakan hunian yang sesuai kebutuhan masyarakat memang menjadi kunci keberhasilan sebuah proyek. Sebab, adanya kebutuhan akan sebuah hunian tak membuat masyarakat asal beli properti. "Mereka mulai memilih secara teliti," kata Presiden Direktur Intiland Hendro Gondokusumo.

(Baca juga: Pemasaran Proyek Meikarta di Kantor Kementerian Menuai Penolakan)

Di pihak lain, peneliti Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda menyoroti meredanya tensi politik usai pilkada DKI yang mengembalikan optimisme warga Jakarta untuk membeli hunian.

Menurutnya, berbeda dengan tahun 2015 dan awal 2016 di mana pasar properti anjlok hingga 26% maka pada tahun 2017 ini tren properti mulai menunjukkan gejala perbaikan di jumlah unit. Hal ini menurutnya karena adanya peralihan pasar ke segmen rumah yang lebih murah.

Data IPW, penjualan unit tempat tinggal pada kuartal I 2017 tumbuh 5,7% dibandingkan periode yang sama 2016. "Semestinya kuartal III ini jadi titik balik," kata Ali.

(Baca: Pemprov Jabar Diminta Buat Kajian Lingkungan Strategis Proyek Meikarta)

Adapun Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, kredit properti pada bulan Juli lalu mengalami pertumbuhan menjadi 13,9%. Angka tersebut lebih baik dari 12,1% pada Juni 2017.

Reporter: Ameidyo Daud Nasution