Industri MICE Berpotensi Rugi hingga Rp 6,9 Triliun Akibat Corona

ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/foc.
Suasana pagi di kawasan Taman Wisata Candi Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (2/6/2020).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
2/6/2020, 19.09 WIB

Pandemi virus corona atau Covid-19 berdampak cukup besar terhadap industri Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) di Indonesia. Bahkan, potensi kerugian yang industri MICE dalam negeri diperkirakan mencapai Rp 2,69-6,94 triliun.

“Covid-19 itu sangat besar dampaknya, karena yang namanya MICE itu kan event kumpul-kumpul. Ketika tidak boleh kumpul, ya pasti akan berdampak,” kata Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Iyung Masruroh dalam webinar yang diselenggarakan Katadata.co.id, Selasa (2/6).

(Baca: Strategi Emiten Hotel, Jaya Ancol hingga KFC Bertahan Akibat Pandemi)

Mengutip data Indonesia Event Industry Council (Ivendo), Iyung menyebut potensi kerugian ini terjadi karena 96,43% acara di 17 provinsi seluruh Indonesia harus ditunda akibat wabah corona. Selain itu, 84,20% acara lainnya harus dibatalkan.

Menurut Iyung, potensi kerugian tersebut dialami oleh sekitar 1200 event organizer (EO) di seluruh Indonesia. Selain itu, terdapat 54.871-90.463 pekerja di industri kreatif yang terdampak. "Kerugian terbesar sektor MICE semua jenisnya terdampak secara seimbang," kata Iyung.

Direktur Riset Katadata Insight Center Mulya Amri menambahkan, potensi kerugian mayoritas akan dialami oleh EO dengan omzet kotor sebesar Rp 10-50 juta per acara. Sebab, ada 33,9% acara di Indonesia yang omzetnya di kisaran Rp 10-50 juta.

(Baca: Pelaku Industri MICE Gelar Ajang Bisnis Virtual Pertama di Indonesia)

Posisi kedua ditempati oleh EO yang omzet kotornya mencapai Rp 50-150 juta per acara, yakni sebesar 25%. "Kalau hitung yang (omzet kotor per acara) sampai Rp 150 juta itu sampai 58%," kata Amri.

Menurut Amri, pemulihan industri MICE akan bergantung pelonggaran pembatasan perjalanan dan pembatasan berkumpul karena corona. Sebab, industri MICE banyak mengandalkan kunjungan dari wisatawan.

Mengutip data UNWTO hingga Maret 2020, jika pembatasan perjalanan dibuka pada Juli 2020, kunjungan wisatawan di Indonesia akan hampir pulih pada akhir tahun ini.

Jika pembatasan perjalanan dibuka September 2020, kunjungan wisataawan akan berangsur naik hingga akhir tahun. Kendati, Mulya menilai pertumbuhannya masih akan negatif pada Desember 2020.

"Kalau kita buka Desember, kurang lebih masih akan di bawah. Tentu buka travel restriction bukan hal main-main," kata Mulya.

Adapun, Mulya menyebut perjalanan domestik di Indonesia diperkirakan akan pulih lebih cepat. Berdasarkan data UNWTO, 45% responden menilai perjalanan domestik akan mulai pulih pada Juli-September 2020.

Sebanyak 25% responden menyebut perjalanan domestik akan pulih pada Oktober-Desember 2020. Hanya 15% responden yang menyebut perjalanan domestik akan mulai pada tahun depan.

"Tapi kalau untuk wisatawan mancanegara, kita lihat recovery mungkin masih tahun 2021. Semakin banyak orang expect semakin jauh ke belakang," kata Amri.

(Baca: Jokowi Bantah Insentif Pariwisata Tambah Risiko Penyebaran Corona)

Reporter: Dimas Jarot Bayu