Dolar AS Melemah Dipicu Kecemasan Perang Dagang, Harga Emas Naik

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Seorang pegawai memegang emas imitasi di butik emas Antam, Mall Ambasador, Jakarta Pusat (29/7).
5/8/2019, 10.24 WIB

Harga emas dunia naik pada Senin (5/8) seiring pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia. Ini terjadi di tengah kekhawatiran akan perang dagang AS Tiongkok dan menguatnya ekspektasi penurunan lebih lanjut bunga acuan AS.

Saat berita ini ditulis, harga emas Comex untuk pengiriman Desember berada di posisi US$ 1.460 per ounce atau menguat 0,2%. Sedangkan harga emas di pasar spot tercatat berada di posisi US$ 1.451 per ounce, atau menguat 0,73%.

Penguatan ini seiring pelemahan dolar AS. Nilai tukar dolar AS melemah terhadap mata uang utama dunia lainnya. Index DXY tercatat berada di posisi 97,95, melemah 0,12%.

(Baca: AS-Tiongkok Kembali Memanas, Mayoritas Mata Uang Asia Berjatuhan)

Reuters memberitakan, investor tampak mengantisipasi peningkatan tensi dagang AS-Tiongkok. Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk memberlakukan tambahan tarif 10% untuk barang impor Tiongkok bernilai US$ 300 miliar. Merespons keputusan tersebut, pemerintah Tiongkok menyatakan akan melakukan aksi balasan.

Perkembangan hubungan dagang AS-Tiongkok ini membuat investor kembali khawatir dengan laju ekonomi AS maupun global. Perkembangan ini juga memperkuat prediksi investor tentang potensi penurunan lebih lanjut bunga acuan AS. Apalagi, data ekonomi AS terpantau melemah. Yang terbaru, data penyerapan tenaga kerja.

Seiring pergerakan naik harga emas dunia, harga emas Antam tercatat ikut naik. Pada Senin pagi, harga emas Antam tercatat Rp 724 ribu per gram, naik Rp 2.000 dari perdagangan sebelumnya. Sedangkan harga penjualan kembali, misalnya di Butik Emas Logam Mulia, Pulo Gadung, tercatat Rp 653 ribu per gram.