Kinerja produksi gas sepanjang tiga bulan pertama tahun ini kurang memuaskan. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat terdapat penurunan produksi minyak dan gas dari 10 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) penyumbang produksi terbesar nasional. 

Data SKK Migas mencatat terdapat 10 kontraktor gas yang rata-rata produksi gas kuartal pertama tahun ini hanya 6.499 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Jumlahnya lebih rendah dibandingkan kuartal I tahun lalu yang mencapai 6.981 mmscfd.

Sekretaris SKK Migas Budi Agustiono mengatakan penurunan terjadi lantaran beberapa blok migas merupakan blok yang sudah tergolong mature atau tua. Hal ini membuat terjadinya penurunan produksi secara alamiah.

"Karena sumur-sumur Pertamina sudah tua, kalau dipaksakan (EOR) maka dia akan tekor, karena cadangan sumurnya juga menipis," kata Budi di Cilegon, Jawa Barat, akhir pekan lalu. (Baca: Belum Dapat Kepastian Pembeli, Dua Proyek Gas Molor ke 2018)

Jika ditotal, rata-rata produksi gas 10 KKKS serta 75 KKKS lainnya pada kuartal I 2017 hanya mencapai 7.740 mmscfd. Jumlahnya menurun dibandingkan realiasi produksi gas kuartal pertama 2016 sebesar 8.223 mmscfd.

Budi mengatakan, untuk mengantisipasi penurunan, KKKS menerapkan teknologi seperti Enhanced Oil Recovery (EOR) atau teknologi pengurasan sumur. Teknologi ini juga sudah dilakukan anak usaha PT Pertamina (Persero) yakni PT Pertamina EP di beberapa asetnya untuk mengoptimalkan produksi. Namun, penerapan EOR Pertamina EP belum terlaksana secara 100 persen, lantaran kondisi sumur yang sudah tidak memadai.

Di sisi lain, produksi minyak juga tercatat mengalami penurunan. SKK Migas mencatat rata-rata produksi minyak dari 85 kontraktor sepanjang kuartal I tahun ini sebesar 816.767 barel per hari (bph), turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sudah tembus 834.998 bph. (Baca: Di Bawah Target APBN, Lifting Minyak Kuartal I Baru 787.800 Bph)

Selain faktor alamiah dari blok-blok yang sudah tua, kendala teknis di lapangan juga menjadi salah satu penyebab menurunnya produksi minyak. Budi menjelaskan salah satu kendalanya adalah terjadi kebocoran pipa pada suatu fasilitas produksi, sehingga produksi harus dihentikan sementara. 

Produksi Minyak Kuartal I 2017 (SKK Migas)

Budi juga tidak memungkiri jumlah wilayah kerja migas yang terus menyusut dari tahun ke tahun. Penyebabnya akibat tidak menemukan cadangan migas, sehingga banyak blok yang dikembalikan ke negara atau masuk terminasi.

Budi mencontohkan hingga kuartal pertama 2017, total wilayah kerja migas berjumlah 277 Wilayah kerja, di mana 36 blok sedang masuk dalam tahap terminasi. Jumlah ini terus menurun jika dibandingkan beberapa tahun ke belakang. 

Pada 2013 jumlah wilayah kerja migas Indonesia mencapai 321 wilayah kerja, jumlah ini tertinggi sepanjang 14 tahun terakhir sejak 2003-2016. Namun pada 2014, wilayah kerja migas terus menyusut menjadi 318 wilayah kerja, lalu pada tahun lalu turun menjadi 280 wilayah kerja. 

"Banyak juga kontraktor tidak menemukan cadangan, entah itu karena masalah teknis atau ketidakmampuan kontraktor," kata dia.

Dia berharap pada lelang migas tahun ini akan lebih atraktif dalam memacu animo investor untuk mencari cadangan migas di tanah air. Apalagi pemerintah telah menerbitkan aturan gross split sebagai bentuk kontrak kerjasama baru yang dianggap lebih adil antara kontraktor dan pemerintah. 

Selain produksi dan jumlah blok yang menurun, investasi migas kuartal pertama tahun ini juga anjlok dibandingkan kuartal pertama 2016. Penyebabnya, kegiatan pengadaan barang dan jasa belum terlalu masif dilakukan pada kuartal pertama tahun ini. Apalagi SKK Migas masih harus mengevaluasi vendor yang akan terlibat dalam proyek migas KKKS.

"Kan kita enggak mau dapat vendor, tapi dia mengerjakan proyek nanti mundur dan kualitas enggak sesuai spesifikasi," kata dia.

Data SKK Migas mencatat, realisasi investasi migas kuartal I 2017 sebesar US$ 1,9 miliar. Sementara kuartal pertama tahun 2016 mencapai US$ 2,8 miliar dari target tahun lalu sebesar US$ 15 miliar. Jika dibandingkan,target investasi migas tahun lalu dan tahun ini menurun. Adapun target investasi migas tahun ini sebesar US$ 13,8 miliar.