Pengoperasian tiga proyek fasilitas produksi minyak dan gas bumi (migas) tertunda ke tahun depan. Padahal tiga proyek migas tersebut merupakan bagian dari 13 proyek fasilitas produksi yang ditargetkan akan on stream atau berproduksi tahun ini.
Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Taslim Z. Yunus menyebutkan ketiga proyek ini adalah Wassambo, Simenggaris Gas Plant dan EPC-1 West Madura Offshore (WMO). "Jadi ada tiga itu yang delay ke tahun 2017," kata dia dalam konferensi pers kinerja satu tahun dan outlook 2017 SKK Migas Jakarta, Jumat (23/12).
(Baca: SKK Migas Akan Setujui 51 Pengembangan Lapangan Tahun Ini)
Dia menjelaskan penyebab ketiga proyek tertunda, lantaran pembangunan fasilitasnya belum selesai sepenuhnya. Dia mencontohkan operator proyek Wasambo, Energi Equity Epic Sengkang (EEES), yang masih menyelesaikan proyek fasilitas gas alam cair (LNG).
Faktor lain yang umumnya mempengaruhi keterlambatan beroperasinya suatu proyek disebabkan oleh adanya change order. Change order adalah perubahan pekerjaan pada suatu proyek konstruksi yang terdiri dari pengurangan volume, penambahan volume, pengurangan komponen pekerjaan, serta penambahan komponen pekerjaan.
"Change order ini kadang-kadang membuat perlu waktu yang agak lama dalam mengambil keputusan, karena menyangkut tambahan dana," kata Taslim.
(Baca: Belum Dapat Pembeli, Pengembangan Blok Kasuri di Papua Terhambat)
Sekadar informasi, berdasarkan data SKK Migas, Proyek Wasambo ditargetkan akan berproduksi pada kuartal ketiga tahun ini. Proyek ini rencananya akan memproduksi gas sebesar 37 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Proyek Simenggaris oleh JOB Pertamina-Medco Simenggaris Pty.Ltd dengan rencana produksi 25 juta kaki kubik per hari (mmscfd), juga ditargetkan pada waktu yang sama.
Proyek Simenggaris juga terhambat masalah komersialitas gas yang akan dihasilkan. Sebelumnya Presiden Direktur PHE Gunung Sardjono Hadi mengatakan secara komersial gas dari Proyek Simenggaris baru terserap 0,5 mmscfd. Sementara sisanya masih menunggu kesepakatan harga dengan Perusahaan daerah dan PLN sebagai pembeli.
Adapun proyek EPC-1 yang juga dikerjakan Pertamina Hulu Energi (PHE), target awalnya akan on stream pada kuartal IV-2016. Gunung mengatakan proyek ini baru rampung pada kuartal I-2017. Proyek ini merupakan integrasi pembangunan tiga anjungan lepas pantai di Blok WMO. Harga minyak dunia yang masih rendah berdampak penundaan proses pengeboran sumur, sehingga target proyek ini pun tertunda.
(Baca: Pengeboran Sumur Migas Tahun Depan Bakal Lebih Sedikit)
Rata-rata produksi proyek ini bisa mencapai 11,7 mmcsfd gas dan 3.100 barel per hari (bph) untuk minyak dan kondensat. Puncak produksi gasnya akan tercapai pada Juli 2017, sedangkan puncak produksi minyak dan kondensatnya pada Mei 2017.
Akibat tertundanya tiga proyek tersebut, sepanjang 2016 hanya ada 10 proyek migas yang bisa on stream.