Pandemi Corona Sebabkan Proyeksi Laba Semester I PTBA Turun hingga 50%

www.ptba.co.id
Ilustrasi, kegiatan pertambangan. PT Bukit Asam Tbk atau PTBA memproyeksi kinerja keuangan sepanjang semester I 2020 turun akibat pandemi corona.
14/7/2020, 16.02 WIB

PT Bukit Asam Tbk. atau PTBA memperkirakan laba bersih perusahaan pada semester I 2020 anjlok sebesar 25% hingga 50% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 2,01 triliun. Sedangkan pendapatan perusahaan diproyeksi tergerus hingga 25% dibandingkan semester I 2019 sebesar Rp 10,6 triliun.

Meski demikian, perusahaan memastikan perkiraan penurunan kinerja keuangan tidak akan berdampak terhadap karyawan. Adapun penurunan kinerja perusahaan sepanjang enam bulan pertama tahun ini dipengaruhi permintaan batu bara yang melemah selama pandemi Covid-19. Hal itu mempengaruhi pergerakan harga komoditas. 

Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie menjelaskan harga batu bara bergerak fluktuatif selama pandemi corona. Pendapatan perusahaan selama kuartal pertama tahun ini pun hanya Rp 5,1 triliun, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,3 triliun.

Pendapatan tersebut terdiri dari penjualan batu bara domestik sebesar Rp 3,3 triliun, lalu penjualan batu bara ekspor sebesar Rp 1,8 triliun, dan aktivitas lainnya seperti penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa sebesar Rp 87,2 miliar.

(Baca: PTBA Berencana Akuisisi Tambang Batu Bara di Kalteng)

"Covid-19 mengubah segalanya, prioritas berubah. Industri batu bara juga cukup tertekan, permintaan turun, banyak work from home sehingga konsumsi energi turun. Ini tentu jadi tekanan berat bagi industri," kata Apollonius dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (14/7).

Di sisi lain, ekspor batu bara dari seluruh produsen di Indonesia telah turun sekitar 20%. Hal itu lantaran India sebagai negara tujuan ekspor terbesar batu bara tengah terganggu perekonomiannya akibat pandemi corona.

Oleh karena itu, perusahaan berupaya mencari pasar baru untuk ekspor batu bara, diantaranya Brunei Darussalam, Vietnam, Filipina, serta Thailand. "Harapannya itu menjadi potensi pasar ke depan, kalau memang batu bara dari PTBA bisa diterima dengan baik," ujarnya.

Meski pendapatan sempat turun, namun penjualan perusahaan pada kuartal I 2020 mencapai 6,8 juta ton, naik dibandingkan dengan kuartal I 2019 sebanyak 6,6 juta ton. Sedangkan realisasi produksi batu bara pada kuartal I hanya sebesar 5,5 juta ton, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,7 juta ton.

Reporter: Verda Nano Setiawan