Inpex Kumpulkan Data Rona Lingkungan untuk AMDAL Blok Masela

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Inpex Corporation melalui anak perusahaan Inpex Masela, Ltd. terus berupaya merampungkan proses kegiatan AMDAL proyek Lapangan Gas Abadi Blok Masela.
22/8/2020, 11.50 WIB

Inpex Corporation melalui anak perusahaan Inpex Masela, Ltd. terus berupaya merampungkan proses kegiatan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) proyek Lapangan Gas Abadi Blok Masela. Saat ini, perusahaan tengah melakukan pengumpulan data rona lingkungan yang terbagi menjadi dua musim untuk diproses Analisa Dampak Lingkungan atau ANDAL.

Act. Corporate Communication Manager INPEX Masela Moch N. Kurniawan menjelaskan survei ANDAL akan melihat dan mengolah dampak penting terhadp lingkungan. Dari dampak penting yang didapat, akan dibuat rencana pengelolaan lewat berbagai cara atau pendekatan, misalnya pendekatan teknologi, pendekatan sosial dan ekonomi.

"Termasuk di antaranya survei rona lingkungan di musim kemarau/dry season yang telah selesai 100% dan musim penghujan/wet season yang telah mencapai 60%, dalam rangka proses analisa dan pemodelan dampak lingkungan," ujar Iwan kepada Katadata.co.id, (22/8).

Inpex pun bakal menggenjot penyelesaian pengumpulan data rona lingkungan yang masih menyisakan 40% tersebut. Misalnya seperti pengambilan sampel air permukaan, pengukuran debit sungai, dan pengamatan mamalia laut.

Tahapan penting ke depan selanjutnya adalah menyelesaikan penyusunan dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Sesudahnya, tahapan akhir adalah penilaian dan persetujuan atas dokumen ANDAL, RKL & RPL oleh Komisi Penilai AMDAL Pusat.

Adapun Studi AMDAL awalnya direncanakan dapat rampung sesuai dengan jadwal rencana kerja yang telah disetujui oleh pemerintah dalam Rencana Pengembangan (POD) Lapangan Gas Abadi yakni pada tahun ini. Namun, dengan adanya situasi pandemi Covid-19, jadwal rencana kerja AMDAL dipertimbangkan untuk dilakukan kaji ulang dengan persetujuan pemerintah.

"Saat ini kami tengah berdiskusi dengan instansi pemerintah terkait untuk melakukan langkah-langkah terbaik dalam memitigasi jadwal AMDAL akibat pandemi," ujarnya.

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas atau SKK Migas tengah mengkali intensif penambahan bagi hasil untuk Inpex di Blok Masela. Hal ini menjadi upaya pemerintah mendukung pengembangan blok migas itu di tengan pandemi virus corona dan anjloknya harga gas.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto pun menyatakan akan terlebih dulu memantau perkembangan harga gas sebelum menambah pembagian hasil. Mengingat nilai keekonomian proyek Blok Masela bergantung pada harga jual gas.

“Proyek ini kan mulai 2027. Harga gas rendah sekarang, belum tentu seperti itu. Kami lihat keekonomiannya pas onstream,” katanya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (7/8).

Pemerintah dan Inpex telah bersepakat nilai investasi Blok Masela sebesar US$ 19,8 miliar. Pemerintah akan mendapatkan bagi hasil minimal 50% dari produksi Blok Masela. Jika investasi lebih rendah, bagi hasil yang didapat pemerintah bisa lebih besar. Pasalnya, pemerintah menerapkan skema sliding scale dalam kontrak bagi hasil cost recovery.

 

Reporter: Verda Nano Setiawan