Kementerian ESDM mengatakan ada empat badan usaha yang mengikuti lelang terbatas sebagai calon operator atau transporter gas pipa transmisi Cirebon-Semarang (Cisem) tahap I yang mencakup ruas Semarang - Batang. Empat badan usaha tersebut seluruhnya merupakan anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (PGN).
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi (Migas), Laode Sulaeman, mengatakan anak usaha PGN yang ditetapkan sebagai operator gas pipa transmisi Cisem tahap I nantinya akan bekerja sama dengan badan usaha pemerintah dan Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi atau Lemigas.
"Ada empat (perusahaan) yang ikut lelang terbatas, semua anak usaha di bawah PGN," kata Laode di Kementerian ESDM pada Senin (17/7).
Laode menjelaskan, pemenang lelang bakal menjadi mitra Lemigas dalam menjalankan penyaluran gas bumi pada pipa transmisi Cisem tahap I. Artinya, ujar Laode, pemenang lelang tidak memiliki hak operasi. "Bentuk kerja samanya adalah kerja sama operasi, hak operasinya masih di pemerintah," ujar Laode.
Direktur Jenderal Migas Tutuka Ariadji mengungkapkan bahwa saat ini progres pembangunan pipa transmisi gas bumi Cisem tahap I pada 16 Juli mencapai 96%. Pipa gas bumi ruas Semarang - Batang itu ditargetkan selesai pada Agustus 2023.
Proyek pipa gas bumi sepanjang 60 kilometer (km) itu dibangun sejak Mei 2022. Pendanaannya berasal dari APBN lewat skema multi years contract.
Pipa itu memiliki diameter pipa 20 inci untuk mentransmisikan gas bumi dengan kapasitas 116 - 235 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dari Stasiun ESDM Semarang di Tambakrejo. Fasilitas itu membentang ke jalan nasional di utara Kota Semarang hingga pintu tol Krapyak dan melalui tol Semarang - Batang menuju Stasiun ESDM Batang.
Pemanfaatan pipa Cisem tahap I ini telah dinanti oleh Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal dengan proyeksi kebutuhan gas hingga 39,42 MMSCFD dari 26 perusahan di KEK Kendal hingga tahun 2026.
Selain itu, pengadaan pipa gas Cisem tahap I juga bakal menyuplai kebutuhan gas di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) dengan proyeksi kebutuhan gas 25,83 MMSCFD dari 14 perusahaan di KITB Fase I hingga tahun 2028.
Proyek pipa gas bumi Rp 1,17 triliun tersebut diharapkan memperkuat rantai suplai pasokan gas bumi dan dapat diakses masyarakat secara berkelanjutan, terutama untuk kebutuhan sektor industri eksisting di sepanjang jalur pipa dan kawasan industri seperti KITB, KEK dan Kawasan Industri Wijayakusuma Semarang di Jawa Tengah.