BOSCH Lirik Peluang Investasi Komponen Mesin Penggerak Motor Listrik

ANTARA FOTO/Makna Zaezar/aww.
Seorang pramuniaga merapikan motor listrik di sebuah diler di Jalan Fatmawati, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (1/8/2023).
Editor: Lavinda
2/8/2023, 21.06 WIB

Perusahaan komponen otomotif asal Jerman, Bosch, sedang menjajaki peluang investasi produksi mesin penggerak motor listrik di Indonesia. Mesin penggerak itu nantinya akan diaplikasikan pada program konversi motor BBM ke motor listrik.

Audiensi rencana investasi itu dilaksanakan di Gedung Chairul Saleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta, Rabu (2/8).

Sejumlah pejabat negara turut hadir menemui jajaran direksi Bosch, di antaranya: Menteri ESDM Arifin Tasrif, Sekretaris Jenderal ESDM Dadan Kusdiana, dan Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi atau EBTKE Yudo Dwinanda Priaadi.

Staf Khusus Menteri Bidang Percepatan Pengembangan Industri sektor ESDM Agus Tjahajana Wirakusumah mengatakan Bosch tertarik untuk mengembangkan teknologi penggerak motor listrik tipe Hub-Drive pada sepeda motor hasil konversi.

"Bosch tertarik untuk partisipasi di sana, mereka mau terlibat jika permintaannya ada," kata Agus saat ditemui usai audiensi.

Agus menjelaskan, teknologi Hub-Drive adalah mesin penggerak motor listrik yang dipasang pada poros pelek atau tromol roda belakang. Teknologi tersebut terbilang baru di Indonesia karena mayoritas motor listrik domestik menggunakan teknologi Mid-Drive yang memasang penggerak di bagian tengah badan motor.

Contoh motor listrik domestik yang mengusung mesin penggerak Mid-Drive adalah Alva Cero dan GESITS Raya E. "Kalau Mid-Drive pakai rantai dan ada juga yang pakai v-belt," ujar Agus.

Lebih lanjut, kata Agus, audiensi saat itu masih berupa pertemuan awal sembari melihat perkembangan program konversi motor listrik yang dipimpin oleh Kementerian ESDM.

"Mereka tertarik investasi dong, namun belum ada kesepakatan. Mereka masih tanya-tanya kenapa program sudah jalan tiga bulan tapi konversinya belum banyak," kata Agus.

Kementerian ESDM melaporkan pengajuan program konversi motor BBM menjadi motor listrik bersubsidi Rp 7 juta per unit baru mencapai 4.578 pemohon hingga Kamis (27/7). Angka tersebut baru mencapai 9,1% dari target akhir tahun sebanyak 50.000 unit sejak program ini bergulir pada Maret lalu.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengatakan, mayoritas pengajuan program konversi motor listrik berasal dari Pulau Jawa dengan persentase mencapai 94%.

Dengan temuan tersebut, ia memastikan pihaknya akan mengakselerasi pengadaan bengkel konversi motor listrik di Pulau Jawa, dengan fokus pengadaan bengkel di Surabaya, Purbalingga dan Bali.

“Bengkelnya sudah mulai banyak yang siap, kami juga sudah melakukan pelatihan montir. Jadi ini akan bisa dieksekusi secara cepat,” kata Dadan dalam acara Pembukaan Gelar Konversi Sepeda Motor Listrik Perdana di Kementerian ESDM pada Jumat (28/7).

Dari ribuan pengajuan tersebut, menurut dia, baru sebelas yang sudah masuk dalam tahap proses permohonan konversi. Adapun dari sebelas motor tersebut, terdapat lima sepeda motor yang sedang diajukan untuk pengujian tipe tarif sertifikasi registrasi uji tipe (SRUT) dan sertifikasi uji tipe (SUT).

SRUT dan SUT adalah dokumen persyaratan teknis dan layak jalan bagi kendaraan bermotor. Pemerintah telah membebaskan tarif sertifikasi SRUT dan SUT sebesar 0% bagi motor listrik konversi. Pembayaran SUT dan SRUT nol rupiah nantinya akan dibayarkan ke bengkel yang telah ditunjuk oleh Kementerian ESDM.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu