Harga minyak turun lebih dari 2% mendekati 3% pada perdagangan awal pekan ini, Senin (23/10), seiring upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan di Gaza, Palestina, mengurangi kekhawatiran investor tentang potensi gangguan pasokan.
Minyak Brent turun US$ 2,33 atau 2,5% menjadi US$ 89,83 per barel, sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) turun US$ 2,59 atau 2,9% menjadi US$ 85,49 per barel. Ini menjadi penurunan terbesar kedua dalam satu hari sejak awal Oktober.
Turunnya harga minyak dipicu oleh meredanya kekhawatiran pasar terkait potensi gangguan pasokan setelah para pemimpin Uni Eropa menyerukan “jeda kemanusiaan” pada konflik di Jalur Gaza. Hal ini agar bantuan yang mulai mengalir dari Mesir dapat menjangkau warga.
Presiden Prancis dan Belanda dilaporkan akan mengunjungi Israel pekan ini. “Risiko terhadap pasokan tampaknya telah menurun,” kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group seperti dikutip Reuters, Selasa (24/10).
Kelompok militan Hamas Palestina mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah membebaskan dua perempuan tawanan sipil sebagai tanggapan terhadap upaya mediasi Mesir-Qatar. Seorang sumber mengatakan bahwa mereka adalah warga lanjut usia Israel. Israel melanjutkan pemboman terhadap Gaza pada setelah melancarkan serangan udara di Lebanon selatan semalam.
Kedua harga minyak acuan tersebut mencatat kenaikan mingguan selama dua minggu terakhir, di tengah kemungkinan gangguan pasokan di Timur Tengah – wilayah pemasok minyak terbesar di dunia – jika konflik meluas.
“Meningkatnya kemarahan di kawasan ini akan memperkuat hambatan perekonomian, potensi kenaikan harga minyak akan mendorong inflasi global lebih tinggi, pengetatan moneter dapat dilanjutkan, dan pertumbuhan permintaan minyak global akan terhambat,” kata analis PVM, Tamas Varga.
Di tempat lain, Presiden AS Joe Biden pekan lalu mengumumkan penangguhan sanksi terhadap anggota OPEC Venezuela, setelah pemerintah Venezuela mencapai kesepakatan dengan oposisi. Hal ini dapat mengembalikan ekspor ke pasar, namun sejauh mana hal ini dapat memitigasi dampak risiko pasokan di Timur Tengah masih belum jelas.
“Langkah ini diperkirakan akan menambah 200-300 ribu barel per hari minyak mentah Venezuela ke pasar, yang belum tentu merupakan peristiwa yang menggerakkan pasar, dan produksi barel tersebut juga tidak diharapkan dalam waktu dekat,” kata analis RBC Michael Tran dalam sebuah catatan.
Adapun pagi ini, Selasa (24/10), harga minyak kembali naik dengan Brent naik 0,59% ke level US$ 90,36 per barel, sedangkan WTI naik 0,58% ke US$ 85,99 per barel.