Konsumsi Listrik Per Kapita RI Naik 14% pada 2023, Capai 1.377 kWh

Dok PLN
Konsumsi listrik per kapita Indonesia pada 2023 tercatat tumbuh 14% menjadi 1.337 kWh.
Penulis: Mela Syaharani
18/1/2024, 18.30 WIB

Kementerian ESDM melaporkan bahwa konsumsi listrik per kapita per tahun pada 2023 mencapai 1.337 kilowatt jam (kWh). Capaian ini sedikit di atas target pemerintah 1.336 kWh, dan tumbuh 13,98% dibandingkan tahun sebelumnya 1.173 kWh.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengatakan konsumsi listrik per kapita terus meningkat setiap tahunnya. “Peningkatan ini karena adanya pertumbuhan ekonomi,” kata Jisman dalam konferensi pers di Jakarta pada Kamis (18/1).

Jisman mencontohkan, ada banyak penambahan benda di rumah yang kini menggunakan listrik seperti gawai dan mobil listrik. “Itu konsumsi listriknya besar loh,” ujar Jisman.

Adapun untuk 2024, pemerintah menargetkan konsumsi listrik per kapita mencapai 1.408 kWh, naik 5,3% dari target 2023. Jisman mengatakan pertumbuhan ini didorong oleh penggunaan mobil listrik. "Kendaraan listrik (EV) kan sedang dipompa (diperbanyak jumlahnya), ini jadi faktor pendorongnya,” ujarnya.

Meski meningkat, capaian realisasi konsumsi listrik per kapita Indonesia, menurut paparan Kementerian ESDM masih dibawah rata-rata ASEAN yang konsumsinya mencapai 3.896 kWh. Namun Jisman menilai capaian Indonesia tidak terlalu buruk.

“Konsumsi listrik kita hasilnya tidak terlalu jelek karena Myanmar, Kamboja, Timor Leste, dan Filipina malah masih di bawah kita,” kata dia.

Menurut data Kementerian ESDM, negara di ASEAN dengan konsumsi listrik per kapita tertinggi yaitu Brunei Darussalam yang mencapai 10.508 kWh. Diikuti Singapura 9.169 kWh, Laos 5.383 kWh, dan Malaysia 5.336 kWh.

Jisman menerangkan, dengan luas wilayah negara dan jumlah penduduk Indonesia, menurutnya penggunaan listrik per kapita di negara ini tidak terlalu kalah dengan yang lain.

“Misal dengan Malaysia kalau dibandingkan rata-rata se-Indonesia mungkin 4 kali lipat. Tapi jika dibandingkan Jakarta, kita sudah sama dengan Malaysia. Konsumsi listrik per kapita di Jakarta sudah di 5.000-an kWh per kapita, sudah cukup bagus,” ujarnya.

Kendati demikian, Jisman menyebut perlu untuk terus meningkatkan angka konsumsi listrik ini. “Kita harus meningkatkan, karena jika konsumsi listriknya bisa lebih tinggi akan lebih makmur. Sebab, sudah memakai alat-alat yang lebih canggih,” ucapnya.

Beberapa negara ASEAN lain yang konsumsinya di bawah rata-rata namun masih lebih tinggi dari Indonesia yakni ada Thailand dengan 2.662 kWh dan Vietnam 2.648 kWh. “Jadi kami berharap paling tidak bisa mengejar Thailand dulu di 2000 kWh per kapita nanti,” ujar dia.

Reporter: Mela Syaharani