Bahlil: Lifting Minyak 600 Ribu Barel Per Hari Tidak Tercapai di 2024

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (kiri) menjabat tangan Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto (kanan) sebelum rapat kerja bersama Komisi VII DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (26/8/2024).
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing
27/8/2024, 12.52 WIB

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengatakan kinerja lifting minyak bumi di 2024 berpotensi tidak mencapai 600 ribu barel per hari.

“Feeling saya, di 2024 lifting minyak sebanyak 600 ribu bph itu tidak akan tercapai, maksimum hanya di 580 ribu barel per hari,” kata Bahlil dalam rapat kerja bersama Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, pada Senin (27/8).

Ia menyebut saat ini terdapat 16 ribu sumur idle atau tidak aktif. Dari jumlah ini hampir 5.000 sumur masih dapat dioptimalkan produksinya. Kementerian ESDM telah memberikan instruksi kepada pihak terkait untuk segera merealisasikan program reaktivasi sumur minyak idle.

Bahlil bahkan mengancam akan mencabut izin kontraktor kontrak kerja sama atau KKKS yang tidak melakukannya. "Kalau sumur-sumur tersebut tidak diusahakan, kami buka peluang untuk perusahaan swasta, nasional, atau asing yang ingin mengelola," ucapnya. 

Reaktivasi sumur tua menjadi salah satu cara Kementerian untuk meningkatkan produksi minyak bumi. "Tanpa perlu melakukan eksplorasi baru yang membutuhkan waktu dan biaya besar," kata Bahlil. 

Saat ini, Indonesia mengalami defisit minyak karena produksinya di bawah 600 ribu barel per hari, sedangkan konsumsi nasional mencapai 1,5 juta hingga 1,6 juta barel per hari. 

Lifting Minyak Berpotensi Tak Capai Target

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi memperkirakan sejumlah target untuk industri hulu migas berpotensi tidak tercapai.  

“Kami melihat untuk lifting minyak nanti akhir 2024 sekitar 595 ribu barel per hari (bph),” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam konferensi pers di Jakarta pada bulan lalu.

Angka prediksi ini hanya sekitar 94% dari target 635 ribu bph dalam anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN 2024. Dwi juga memprediksi bahwa lifting minyak akhir 2024 nanti tidak mencapai target work, program and budget (WPNB) yang disepakati. 

Tidak hanya outlook akhir 2024, dalam kesempatan yang sama SKK Migas juga turut melaporkan kinerja lifting migas domestik pada semester pertama 2024 masih di bawah target. Lifting minyak bumi pada periode ini sebesar 576 ribu barel per hari atau 91% dari target yang ditetapkan dalam APBN.  

Dwi mengatakan kinerja di bawah target ini disebabkan oleh gangguan yang terjadi di berbagai lokasi pengeboran. “Sehingga pengeboran lebih dari satu bulan tidak bisa dilakukan, kemudian ada beberapa keterlambatan kegiatan pengeboran yang mengakibatkan realisasi produksi minyak kita 576 ribu bph,” ujarnya 

Reporter: Mela Syaharani