Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan keputusan akhir investasi atau Final Investment Decision (FID) untuk proyek grass root refinery (GRR) atau Kilang Tuban selesai pada bulan depan. Pertamina memastikan masih menggandeng perusahaan migas asal Rusia, Rosfnet untuk menggarap proyek ini.
“Ditargetkan selesai pada November 2024, ini berdasarkan laporan dari Pertamina dua hari lalu,” kata Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Dadan Kusdiana saat ditemui di kantornya pada Jumat (18/10).
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam kesempatan yang sama mengatakan, masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi proyek Kilang Tuban ini.
“Nanti kalau saya mendapatkan kepercayaan lagi, maka pasti akan saya detailkan,” kata Bahlil.
Kendati demikian, Bahlil menyebut saat dirinya masih menjabat sebagai Menteri Investasi, pernah membantu menangani tiga kendala, yakni terkait pembebasan lahan, insentif, dan perizinan.
Senda dengan ESDM, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengatakan proyek GRR Tuban saat ini masih dalam proses penyusunan FID.
“Pertamina melalui anak usaha PT KPI, yaitu PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) saat ini masih bersama Rosneft untuk pelaksanaan proyek GRR Tuban,” kata Hermansyah saat dihubungi Katadata.co.id pada Jumat (18/10).
Kilang Tuban merupakan proyek kerja sama antara Pertamina dengan perusahaan migas Rusia, Rosneft. Pertamina dan Rosneft bahkan telah menandatangani kontrak desain Kilang Tuban dengan kontraktor terpilih pada Oktober 2019.
KPI sebelumnya menargetkan FID GRR Tuban ditetapkan pada kuartal keempat 2024. “Tidak Maret, FID tidak mungkin Maret 2024. Target awal FID 2025, tapi kami akan selesaikan di tahun ini, kuartal IV 2024,” kata Taufik dikutip pada Senin (1/4).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya mengatakan proyek GRR Tuban saat ini masih terganjal masalah geopolitik. “Rusia masih siap disana, tapi kan kami masih ada hal-hal yang harus diperhitungkan,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui Katadata.co.id dalam kunjungan kerja di Kalimantan Timur pada Minggu (11/8).
Kilang dengan nilai Investasi proyek mencapai US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 54,2 triliun itu dibangun dengan kapasitas pengolahan 300 ribu barel per hari yang diperkiraan dapat menghasilkan 30 juta liter bahan bakar minyak (BBM) per hari untuk jenis gasoline dan diesel.
Dia mengatakan, kelancaran proyek Kilang Tuban sangat berpengaruh terhadap kinerja produksi BBM di Indonesia. Arifin menyebut, kilang dengan kapasitas pengolahan mencapai 300 ribu barel ini dapat mengurangi jumlah impor minyak dan BBM dari luar negeri.
“Kita kan kapasitasnya masih kurang 300 ribu-an barel per hari, jadi sebetulnya itu akan cukup jika proyek GRR Tuban bisa produksi,” ujarnya.
Karena itu, Arifin menyebut pihaknya akan terus menggenjot perkembangan proyek GRR Tuban terus berjalan.