Kolaborasi, Kunci Bisnis Halal di Era Digital

Antara
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
24/10/2018, 18.43 WIB

Dengan 85% penduduk muslim, Indonesia adalah pasar yang besar bagi industri halal. Di era internet, beberapa perusahaan digital pun bersaing menggarap potensi ini.

Di segmen fesyen misalnya, ada e-commerce Hijup yang secara khusus menjual busana muslim. Untuk membangun kesadaran akan pentingnya berbusana muslim, CEO Hijup.com Diajeng Lestari tak ppernah gentar dengan kehadiran kompetitor.

Menurutnya, para pesaing justru menguntungkan bagi usahanya. Sebab, produk halal semakin dikenal sehingga tercipta pasar-pasar baru. "Tantangannya adalah menciptakan efisiensi dan efektivitas dengan membangun value chain," kata dia dalam acara Tech In Asia di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (24/10).

Ajeng menyatakan, produktivitas industri fesyen muslim di Indonesia saat ini masih kalah dibanding Tiongkok. Salah satu penyebabnya adalah pembiayaan dan bahan baku. Untuk itu, ekosistem menjadi elemen penting agar industri ini bisa tumbuh. "Kolaborasi bukan hanya di pebisnis fesyen muslim, tapi seluruh pelaku di industri halal ini untuk menjangkau pasar," katanya.

(Baca juga: Malaysia Diramal Jadi Negara Maju 2024, Bagaimana Peluang Indonesia?)

CEO Muslimarket Pramadita Tasmaya pun sependapat. Menurutnya, pasar muslim di Tanah Air dewasa ini tumbuh sangat cepat dibanding satu dekade lalu. "Pendorongnya adalah komunitas yang sangat besar. Setelah itu lahirlah pengusaha-pengusaha di industri halal," katanya.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati