Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan pihaknya telah menyiapkan empat strategi untuk mendukung keberhasilan tol laut. Menurutnya strategi ini belum pernah dilakukan sebelumnya oleh pemerintah.
Pertama, memberikan stimulus bagi pelaku usaha pada sektor agrikultur di wilayah timur Indonesia. Tujuannya, agar ada produk dari wilayah tersebut untuk didistribusikan ke daerah lainnya. Sehingga kapal yang mengirim barang ke Indonesia Timur bisa kembali dengan membawa muatan. (Foto: Ide Jokowi, Kapal Tol Laut yang Menautkan Jakarta - Natuna)
“Hal itu perlu dilakukan agar ada daya dobrak dari wilayah timur untuk menghasilkan barang produktif, untuk dibawa kembali oleh kapal ke wilayah barat,” kata Budi dalam Forum Konsolidasi Industri Kemaritiman Nasional di Jakarta, Rabu (9/11).
Kedua, merevitalisasi pelabuhan-pelabuhan dengan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta pihak swasta. Budi menjelaskan, selama ini pengelolaan pelabuhan masih memerlukan lebih banyak sinergi. Oleh karena itu, Kementerian Perhubungan akan menggandeng BUMN dan swasta dalam pembangunan dan pengelolaan pelabuhan.
Ketiga, melibatkan semua pelaku industri pelayaran. Perusahaan pelayaran akan bekerja dalam suatu sistem, sehingga bisa lebih produktif dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat. (Baca: Pemerintah Kembangkan Pelabuhan Tol Laut di Nusa Tenggara)
Keempat, memberikan ruang yang lebih besar bagi galangan kapal untuk membuat dan memperbaiki kapal. Budi mengatakan saat ini pemerintah sedang berupaya agar proses pembelian kapal, tidak lagi dilakukan Kementerian Perhubungan. Nantinya swasta pun bisa melakukannya.
Kementerian Perhubungan akan memberikan subsidi kepada perusahaan yang membeli kapal dari galangan di dalam negeri. Dia pun mengimbau agar semua pihak bisa mengawasi penggunaan subsidi ini.
(Baca: Pemerintah Akan Tambah Anggaran untuk Tol Laut)
“Kemudian kami meminta izin kepada Kementerian Keuangan agar bisa memberikan kontrak jangka panjang, antara lima sampai sepuluh tahun kepada perusahaan pelayaran, agar (industrinya) bisa hidup,” ujar Budi.
Lebih lanjut, Budi mengklaim saat ini program tol laut telah membuahkan hasil. Sepanjang tahun 2016, sudah ada 96 trayek perintis dan enam trayek tol laut. Dia juga mengklaim bahwa pengembangan tol laut ini mampu menurunkan disparitas harga antara wilayah Indonesia Barat dan Timur.
“Harga Semen di Pulau Sabu (Provinsi Nusa Tenggara Timur) turun 14 persen, dan harga ayam ras di Namlea (Maluku) turun 49 persen,” kata Budi.