Konsorsium Kereta Cepat Belum Penuhi Syarat Utang dari Cina

Arief Kamaludin|KATADATA
Maket kereta cepat buatan Cina di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta
14/9/2016, 15.48 WIB

PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) terus mengupayakan agar proyek kereta cepat Jakarta - Bandung bisa rampung sesuai target pada 2019. Meskipun, pembangunan proyek itu belum bisa dimulai lantaran pinjaman dari China Development Bank (CDB) tak kunjung cair.

Direktur Utama PT KCIC Hanggoro Budi Wirjawan mengaku, belum bisa memastikan waktu dimulainya proyek kereta cepat bisa dimulai. Sebab, pihaknya masih berupaya menyelesaikan finalisasi pembiayaannya (financial closing).

"Saat ini belum bisa jalan, kami masih melengkapi prosedur (untuk finalisasi pembiayaan)," katanya usai menghadiri acara Pameran Transportasi dan Infrastruktur di Gedung Smesco, Jakarta, Rabu (14/9). Namun, dia belum mau memberitahukan prosedur pembiayaan yang belum dipenuhi.

(Baca juga: Utang dari Cina Belum Final, Proyek Kereta Cepat Terhambat)

Rencananya, kalau pembiayaan sudah disepakati, menurut Hanggoro, KCIC akan mencairkan pinjaman secara bertahap sesuai kebutuhan pembangunan. Hal tersebut untuk mengurangi besarnya beban bunga kalau pencairan itu dilakukan sekaligus. "Bisa mabuk kami bayar bunganya," kata Hanggoro.

Sambil menunggu finalisasi pembiayaan, Hanggoro menjelaskan, KCIC mulai menyiapkan lahan proyek tersebut. Tujuannya agar pembangunannya tidak lagi terkendala persoalan lahan di kemudian hari.

Selain itu, KCIC sudah punya rencana menggenjot pengerjaan proyek itu jika pendanaannya sudah cair. Salah satu rencananya adalah memperbanyak jadwal kerja dari sebelumnya dua shift menjadi tiga shift untuk mengejar target. "Jadi jalan terus nanti pembangunannya 24 jam sehari," kata Hanggoro.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) Suradi Wongso mengungkapkan, penandatanganan kontrak konstruksi proyek kereta cepat Jakarta - Bandung senilai Rp 17 triliun belum dapat dilakukan. Padahal, penandatangan kontrak itu semula ditargetkan akhir Agustus lalu.

(Baca: Izin Kereta Cepat Terbit, Tinggal Menunggu Dokumen Teknis)

Menurut Suradi, penyebabnya adalah belum adanya finalisasi pembiayaan antara China Development Bank dengan PT KCIC. "Belum jadi (konstruksi), kami masih tunggu financial closing," kata Suradi.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata, bank asal Cina tersebut belum mau mengucurkan pinjaman untuk membiayai proyek kereta cepat karena meminta persyaratan tambahan. Syarat itu adalah semua lahan untuk proyek tersebut sudah dibebaskan.

Padahal, pada awal Juli lalu, Hanggoro menyatakan, saat ini sekitar 60 persen dari 84 kilometer lahan yang tersedia sudah siap dibangun. Sedangkan lahan yang ada di Halim, KCIC baru melakukan rancangan melalui Google Map, sembari menyelesaikan masalah lahannya dengan TNI Angkatan Udara, Kementerian Pertahanan, serta Kementerian Keuangan.