Bandar Lampung – Beragam langkah strategis dilancarkan Bea Cukai demi mendukung program pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebagai upaya bersama untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dengan tujuan melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya.
Salah satu langkah strategis tersebut ialah mendorong ekspor nasional, seperti yang dilaksanakan Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Sumatera Bagian Barat (Sumbagbar) dengan menggandeng dua kantor pelayanan di wilayahnya, yaitu Bea Cukai Bengkulu dan Bea Cukai Telukbayur untuk melaksanakan kegiatan forum group discussion (FGD) yang mengangkat tema Sinergi Gandeng Eksportir (SIGER).
Kepala Kanwil Bea Cukai Sumbagbar, Yusmariza, pada Kamis (10/12) mengatakan kedua kantor pelayanan tersebut pada akhir November 2020 telah melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) yang membahas beberapa permasalahan yang menjadi kendala suatu perusahaan untuk melakukan ekspor suatu produk melalui daerah pelayanan masing-masing, serta mencari solusi atas permasalahan yang ada.
Pada FGD yang diselenggarakan oleh Bea Cukai Bengkulu dihadiri oleh perwakilan dari Pelindo, Karantina Ikan, BPS, Kadin, GPEI, dan instansi terkait lainnya. “Diharapkan setelah diselenggarakan acara tersebut, seluruh instansi terkait dapat bersinergi untuk bisa memaksimalkan potensi ekspor yang ada di eluruh Provinsi Bengkulu,” katanya.
Untuk FGD yang diselenggarakan Bea Cukai Telukbayur, Yusmariza mengungkapkan pihaknya mengunjungi PT Radjular Brother, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang ekspor dengan komoditi rempah-rempah. Terutama komoditi berupa gambir yang menjadi komoditi ekspor utama pada perusahaan Radjular Brother. Gambir salah satu komoditas perkebunan rakyat dan menjadi komoditas ekspor Indonesia yang diperoleh dari pengempaan daun dan ranting Uncaria gambir roxb. “Sumatera Barat merupakan daerah terbesar di Indonesia produksi gambir,” ujarnya.
Yusmariza menambahkan, sebagian besar gambir diekspor ke negara India dan digunakan sebagai bahan untuk pembuatan permen, obat, pewarna tekstil, hena, kosmetik, dan sebagainya. Ada beberapa komoditi ekspor selain gambir dari PT Radjular Brother yaitu biji pinang, pala, dan kayu manis yang diekspor ke negara India, Bangladesh, Pakistan, Thailand, Amerika, Malaysia. Dalam kondisi normal, PT Rajdular Brother dapat mengekspor maksimal 500 ton per bulannya. Saat pandemi Covid-19 ini, dari April sampai Juli, perusahaan tidak melakukan kegiatan ekspor.
“Mulai dari Agustus berjalan kembali kegiatan ekspor, tapi belum maksimal hanya lima puluh persen dari kondisi normal,” ujarnya.
Meskipun menurut Yusmariza PT Rajdular Brother ini termasuk perusahaan yang terkena dampak adanya pandemi Covid-19, tidak terdapat pemutusan hubungan kerja terhadap para pegawainya. Ia pun berharap adanya program SIGER ini diharapkan para eksportir yang memiliki potensi tinggi untuk membantu pemulihan ekonomi nasional dapat berjalan dengan baik dalam melakukan kegiatan ekspor.