Bea Cukai Gali Potensi Ekspor Perikanan Aceh Selatan

Katadata
Penulis: Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
14/12/2020, 18.45 WIB

Tapak Tuan– Sejak 2013, ketika komoditas pala mengalami penurunan produksi setelah diserang hama pengerek, komoditi perikanan menjadi primadona baru perekonomian daerah di Aceh Selatan. Selama tiga tahun terakhir pula, komoditas ini memberi keuntungan besar bagi Kabupaten Aceh Selatan, khususnya dari penjualan ikan tuna sirip kuning atau yellowfin tuna. Ikan jenis ini telah diekspor ke Jepang, Amerika Serikat, Australia, dan negara-negara di Asia Tengah juga Timur Tengah.

Kepala Kantor Bea Cukai Meulaboh, Muhammad Alim Fanani dalam audiensi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Selatan, sebagai rangkaian kegiatan bertajuk “Project Management in South Aceh Briefing” yang diselenggarakan Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Aceh pada Selasa (08/12) mengatakan kedua pihak menginisiasi penggalian potensi ekspor di wilayah Aceh Selatan, khususnya di bidang perikanan. Lewat acara tersebut pula Bea Cukai dan Pemkab bertemu dengan para investor lokal dan Jepang.

Dalam acara tersebut pula diketahui dari presentasi Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Aceh Selatan, Masrizal bahwa komoditi unggulan Aceh Selatan adalah produk perkebunan (nilam, pala, dan mangga) sampai produk perikanan (tuna dan lobster). Membahas produk perikanan sendiri yang menjadi tujuan penggalian potensi ekspor di acara ini, Alim mengungkapkan hingga saat ini masih terdapat 7.999 orang nelayan dengan mesin sederhana di Aceh Selatan.

Menurut Alim, kendala yang dihadapi selama ini hasil perikanan yang ditangkap dan dijual sendiri oleh nelayan ini diekspor melalui pelabuhan di luar Aceh. “Hadirnya Bea Cukai di acara ini semoga dapat membantu meningkatkan sektor perikanan setempat, karena kami berkomitmen mengembangkan potensi ekspor Aceh Selatan,” kata dia.

Bea Cukai pun siap untuk mengambil bagian dalam hajatan besar ini. “Diharapkan inisiasi ini segera dilanjutkan dengan tindakan implementasi lanjutan demi mewujudkan pemaksimalan potensi daerah Aceh Selatan demi peningkatan ekonomi dan kemakmuran masyarakat,” ujarnya.

Pernyataan Alim didukung Kepala Kanwil Bea Cukai Aceh Safuadi, yang turut hadir di acara tersebut. Bea Cukai, kata dia, bersedia mendampingi Aceh Selatan melalui berbagai dukungan fasilitas kepabeanan. Pendampingan ini diwujudkan dengan pemberian fasilitas kepabeanan pendorong ekspor seperti pendirian kawasan berikat.

“Mewujudkan pembangunan skala besar seperti ini diperlukan kerja sama dan sinergi antar instansi.”

Selain itu, investor dari Jepang, Chairman A-wing Group, Hirohide Nakamura dalam acara ini mengatakan bahwa Aceh di mata Jepang sebenarnya sudah terkenal, baik karena budaya maupun potensi alamnya.

“Contoh potensi tersebut adalah industri tuna di Aceh Selatan, yang kualitasnya dapat ditingkatkan jika menggunakan teknologi dari Jepang,” ujarnya yang juga meyakini bahwa sebenarnya potensi ekspor di Aceh Selatan sudah begitu besar, hanya butuh perbaikan fasilitas dan infrastruktur serta dukungan pemerintah dan masyarakat usaha.