Permintaan Tinggi, Pelaku Usaha Tanaman Hias Kesulitan Ekspor ke UEA

ANTARA FOTO/Fauzan/foc.
Pembudi daya menunjukkan tanaman bonsai yang dipamerkan di Summarecon Mall Serpong, Tangerang, Banten, Rabu (23/3/2022). Pameran tanaman hias yang berlangsung selama dua pekan tersebut digelar sebagai bursa penjualan tanaman hias dan menjadi ajang edukasi bagi para pengunjung.
14/10/2022, 17.39 WIB

Ekspor tanaman hias Indonesia pada semester I 2022 mencapai Rp 1,3 triliun. Namun demikian, eksportir tanaman hias menghadapi tantangan untuk memenuhi permintaan ekspor dalam volume besar secara berkelanjutan.

Ketua Asosiasi Perhimpunan Florikultura Indonesia, Rosi Nur Apriyanti, mengatakan  ekspor tersebut terdiri dari 207 jenis tanaman hias. Tujuan ekspor tanaman Indonesia tersebar ke beberapa negara besar diantaranya adalah Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Taiwan, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab atau UEA.

Namun demikian, kemampuan pelaku industri tanaman hias masih terbatas untuk memenuhi permintaan eksportir dalam jumlah banyak. Misalnya saja Uni Emirat Arab yang pernah meminta seribu tanaman hias aglonema.  Rosi mengatakan, hingga saat ini Indonesia belum bisa memenuhi permintaan UEA tersebut.

"Mereka meminta kuantitasnya banyak, kontinuitas nya juga, nah ini tantangan kita sebagai pelaku tanaman seluruh Indonesia, karena ada permintaan seribu per satu jenis tanaman untuk aglaonema, dan ini belum terpenuhi, pada nyerah semua ini," ujar Rosi di Jakarta Covention Center (JCC), Jumat (14/10).

Rosi mengatakan, pihaknya tengah berupaya agar permintaan ekspor tersebut dapat terpenuhi. Upaya tersebut adalah dengan merencanakan pembangunan kampung aglonema di daerah Jawa Tengah, karena dinilai biaya produksinya jauh lebih murah dibandingkan di Jakarta.

Dia mengatakan, ternd tanaman hias memang menurun jika dibandingkan saat pandemi. Saat itu, banyak masyarakat yang melakukan budidaya tanaman hias karena harus menghabiskan waktu di rumah selama karantina.

Namun demikian, Rosi mengatakan, pasar tanaman hias di Indonesia masih menunjukkan propesk positif. Sejumlah jenis tanaman hias pun masih diburu dan menjadi favorit masyarakat.

"Sebulan penjualannya bisa 300 juta. Jadi masih aman, masih bagus kondisi pasar tanaman kita," ujarnya

Menurut Rosi, penjualan para produsen tanaman juga masih cukup besar dengan keuntungan sekitar 20 juta setiap bulannya. Dengan demikian, meski trend tanaman hias sudah turun  tapi kondisi pasarnya masih terbilang aman dan baik.

Tanaman hias merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang memiliki nilai jual tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah perusahaan hortikultura di Indonesia sebanyak 115 perusahaan pada 2021. Jumlah itu meningkat 1,77% (2 perusahaan) dibandingkan pada 2020.

Sebagian besar perusahaan hortikultura berada di Pulau. Jawa Timur memiliki perusahaan hortikultura terbanyak di antara provinsi lainnya di Indonesia sebanyak 31 perusahaan. 



Reporter: Nadya Zahira