Luhut Resmikan Pabrik Daur Ulang Botol Plastik Coca-Cola Rp 556 Miliar

Humas Kemenko Marves
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (keempat dari kiri), meresmikan Pabrik Daur Ulang Plastik PET Amandina Bumi Nusantara, di Bekasi, Rabu (8/2).
8/2/2023, 14.13 WIB

Coca-Cola Europacific Partners Indonesia atau CCEP Indonesia dan Dynapack Asia meresmikan fasilitas daur ulang botol plastik Polyethylene Terephthalate atau PET yang dikelola oleh PT Amandina Bumi Nusantara, di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (8/2). Pabrik daur ulang plastik ini dibangun dengan investasi senilai Rp 556,2 miliar.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan fasilitas daur ulang botol plastik PET tersebut akan mengurangi penggunaan plastik murni atau virgin PET yang merupakan bahan baku utama botol kemasan. Selain itu, fasilitas daur ulang ini dapat menurunkan emisi karbon.

"Saat ini, Amandina mampu memproduksi 25.000 ton PET daur ulang per tahun, dimana hal ini akan memberikan kontribusi yang nyata dalam mengatasi persoalan sampah plastik di Indonesia," ujar Luhut, dalam acara Peresmian Fasilitas Daur Ulang, Cikarang, Rabu (8/2).

Selain itu, dia mengatakan, fasilitas daur ulang tersebut juga menjadi suatu hal yang positif karena dapat memacu ekonomi sirkular dan membantu mengatasi masalah lingkungan. Oleh sebab itu, dia berharap para pelaku industri lainnya dapat berkontribusi dalam mewujudkan ekonomi sirkular secara closed loop.

"Pemerintah berkomitmen untuk mengurangi sampah laut sebesar 70% pada 2025 dalam upaya mengatasi persoalan polusi plastik. Kerja sama dan partisipasi dari semua pemangku kepentingan sangat penting untuk mencapai tujuan ini," ujarnya.

Dari Botol Menjadi Botol Kembali

President Director untuk Indonesia & Papua New Guinea Coca-Cola Europacific Partners, Jorge Escudero, mengatakan pentingnya pendekatan closed loop. Hal itu dilakukan melalui metode pengelolaan sampah kemasan plastik dari botol menjadi botol kembali.

Cara tersebut dapat mengurangi kebutuhan material plastik baru dan menjadikannya sebagai kemasan plastik yang bernilai untuk jangka waktu yang panjang. 

Dia mengatakan, bahwa langkah tersebut akan menghasilkan botol berkualitas tinggi dan ‘foodgrade’ yang aman untuk digunakan kembali. Selain itu, langkah tersebut mendorong penggunaan kemasan yang berkelanjutan dengan dampak minimal yang ditimbulkan terhadap lingkungan.

"Kami berkomitmen untuk memastikan pasokan PET berkualitas tinggi sesuai dengan kebijakan pemerintah dan standar keamanan pangan internasional, serta meningkatkan penghidupan yang layak dan memberikan kesempatan bagi pekerja pengumpul sampah dan masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, CEO Dynapack Asia, Tirtadjaja Hambali menghimbau kepada masyarakat untuk tidak khawatir dalam menggunakan botol daur ulang. Pihaknya akan selalu memastikan pengumpulan sampah yang bertanggung jawab dan diintegrasikan ke dalam rantai pasokan pengumpulan sampah botol plastik, serta memprioritaskan keamanan kondisi kerja dan standar hak asasi manusia.

"kami membantu mewujudkan visi kami tentang masa depan yang sirkular dan memberikan dampak positif, satu botol setiap kali", ujarnya.

 Beberapa negara sudah banyak yang menerapkan sistem daur ulang untuk mengatasi persoalan sampah. Melansir dari Sustainability Mag, berikut ini beberapa negara yang memiliki tingkat daur ulang sampah tertinggi di dunia.

Reporter: Nadya Zahira