200 Rumah Rampung, KemenPUPR Relokasi Warga Zona Merah Gempa Cianjur

ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/Lmo/tom.
Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah bersubsidi di Kelurahan Bentiring, Kecamatan Muara Bangka Hulu, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Kamis (23/02/2023).
Penulis: Nadya Zahira
10/3/2023, 10.10 WIB

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR melalui Direktorat Jenderal Perumahan telah menyelesaikan 200 unit  rumah untuk korban gempa di Cianjur, Jawa Barat yang terjadi akhir 2022 lalu. Rumah tersebut merupakan bagian dari pembangunan Hunian Tetap atau Huntap Tahap I yang dibangun di atas lahan seluas 2,4 hektar di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku. 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR melaksanakan pembangunan Huntap Relokasi Tahap I sesuai dengan lahan yang disediakan Pemerintah Kabupaten Cianjur. Rumah yang dibangun dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat atau RISHA akan digunakan untuk  masyarakat terdampak yang tinggal di kawasan zona merah sesar Cugenang.

“Warga ini semula tinggal di zona sabuk merah dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap gempa dan gerakan tanah/ longsor. Sangat berbahaya jika tetap tinggal di zona merah,” ujar Basuki, melalui siaran pers, Jumat (10/3).

Sementara itu, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto mengatakan pembangunan Huntap merupakan reaksi cepat atas musibah yang menimpa warga Cianjur. Pasalnya, masyarakat yang terdampak bencana gempa bumi di Cianjur segera membutuhkan tempat tinggal yang layak. Terlebih, banyak rumah yang mengalami kerusakan dengan kategori rusak berat, terutama yang berada di zona merah sesar Cugenang. 

Iwan mengatakan setelah bencana kementerian langsung melakukan pendataan bekerjasama dengan pemerintah daerah. Setelah pendataan selanjutnya rumah masyarakat yang rusak dan berada di jalur sesar Cugenang, akan menjadi zona merah dan tidak boleh dibangun hunian kembali.

Kawasan Relokasi Huntap Tahap I yang diberi nama Bumi Sirnagalih Damai tersebut spesifikasi bangunannya menggunakan struktur rumah tahan gempa RISHA. Rumah dilengkapi dengan dinding bata ringan, serta plesteran aci. Selain itu, rangka atap bangunan menggunakan baja ringan dan penutup atap galvalum. 

Sedangkan lantainya, menggunakan keramik ukuran 60x60 dengan pintu dan jendela berbahan UPVC, serta plafon gypsum. Bangunan tersebut dilengkapi pula dengan jaringan listrik 900 watt dan jaringan air PDAM. Jalan lingkungan juga tersedia dan dicor beton serta dilengkapi fasilitas balai warga, taman bermain dan penghijauan serta masjid. 

“Pembangunan Huntap Tahap I ini kami lakukan secepat mungkin dan menjadi bagian dari operasi kemanusiaan Kementerian PUPR untuk membantu masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Cianjur sehingga tidak perlu terlalu lama tinggal di tenda pengungsian,” ujar Iwan. 

Iwan menuturkan, pembangunan Huntap dibangun selama tiga bulan mulai awal Desember 2022. Bangunan sudah bisa dihuni sejak awal Maret 2023. Dia berharap, masyarakat bisa segera memanfaatkan bangunan tersebut bersama keluarganya sehingga menumbuhkan semangat baru.

Berikut rincian jumlah bangunan rusak akibat Gempa Cianjur, menurut laporan Asisten Daerah Pemerintah Kabupaten Cianjur Arief Purnawan:

  1. Rumah rusak: 53.408 unit
  2. Rusak berat: 12.956 unit
  3. Rusak sedang: 15.196 unit
  4. Rusak ringan: 25.256 unit
  5. Sekolah rusak: 540 unit
  6. Tempat ibadah rusak: 272 unit
  7. Fasilitas kesehatan rusak: 18 unit
Reporter: Nadya Zahira