Sulawesi Tengah kembali menjadi provinsi dengan tujuan penanaman modal asing atau PMA terbesar di Indonesia pada kuartal I 2023. Sementara Jawa Barat menjadi provinsi tujuan Penanaman Modal Dalam Nergeri atau PMDN terbesar kuartal I 2023.
Berdasarkan catatan Kementerian Investasi, realisasi PMA di Sulawesi Tengah US$1,9 miliar. Sementara di tempat selanjutnya yaitu Jawa Barat senilai US$ 1,8 miliar, DKI Jakarta senilai US$ 1,1 miliar, Banten US$ 1,07 miliar, serta Riau US$ 1,02 miliar.
Sementara untuk realisasi PMDN, provinsi Jawa Barat mencatatkan realisasi tertinggi sebesar Rp21,9 triliun. Capaian tersebut diikuti oleh DKI Jakarta Rp 18,9 triliun, Jawa Timur Rp 15,4 triliun, Kalimantan Timur Rp 11,3 triliun, dan Riau Rp 10,2 triliun.
“Sebaran investasi ke luar Jawa terlihat di sini. Sulawasi Tengah tertinggi dan Riau masuk dalam 5 besar lokasi PMA, kemudian di peringkat 5 besar lokasi PMDN ada Kalimantan Timur dan Riau," kata Bahlil dalam konferensi pers di kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jumat (28/4).
Bahlil mengatakan, Kementerian Investasi terus mendorong pertumbuhan investasi berkualitas dan merata di seluruh Indonesia. "Kita dorong penciptaan kawasan-kawasan ekonomi baru,” ujarnya.
Investasi Luar Jawa Terus Tumbuh
Bahlil mengatakan sebaran realisasi investasi antara Jawa dan luar Jawa semakin berimbang dalam 11 triwulan terakhir.
“Dulu itu investasi dari Indonesia sejak merdeka sampai kuartal III 2020, di Jawa lebih banyak daripada luar Jawa. Alhamdulillah sejak 2020, sampai dengan sekarang itu di luar Jawa sudah meningkat terus," kata Bahlil.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, dari total realisasi investasi pada triwulan I 2023 sebesar Rp328,9 triliun, sebaran realisasi investasi di luar Pulau Jawa pada triwulan I 2023 masih terus mendominasi dengan kontribusi sebesar Rp172,9 triliun atau 52,6 persen dari total capaian realisasi investasi. Angka ini meningkat 16,3 persen dari periode yang sama di tahun 2022.
Sementara itu, realisasi investasi di Jawa pada periode tersebut tercatat Rp156,0 triliun atau mencapai 47,4 persen dari total capaian realisasi investasi. Angka tersebut juga tercatat tumbuh 16,7 persen secara tahunan (yoy).
Bahlil memprediksi ke depan investor akan banyak memilih berinvestasi di luar Jawa. Hal itu lantaran sejumlah faktor diantaranya biaya tenaga kerja yang jauh lebih murah, infrastruktur yang semakin baik begitu pula arus logistiknya serta bahan baku yang melimpah di luar Jawa.
Investasi Tumbuh 16%
Realisasi investasi periode Januari-Maret atau triwulan I 2023 sebesar Rp328,9 triliun. Jumlah itu meningkat sebesar 16,5% dibanding dengan periode yang sama pada tahun 2022.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, mengatakan capaian triwulan I tersebut sebesar 23,5% dari target realisasi investasi tahun 2023 yaitu sebesar Rp1.400 triliun. Investasi tersebut dapat menyerap tenaga kerja Indonesia atau TKI sebanyak 384.892 orang.
“Melihat pertumbuhan investasi di triwulan I 2023 yang mencapai 16,5%, saya optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai kisaran 5%," kata Bahlil.
Bahlil mengatakan, investasi tetap akan memberikan kontribusi penting terhadap pertumbuhan ekonomi, meskipun secara global diprediksi melambat pada tahun 2023. "Optimisme ekonomi 2023 akan baik kalau mampu kita jaga momentum,” ujarnya.
Berikut realisasi investasi di Indonesia per kuartal seperti tertera dalam grafik.