Kemenperin: Ledakan Tak Mempengaruhi Kapasitas Smelter ITSS Morowali

Katadata - Ihya Ulum Aldin
Ilustrasi. Kawasan Industri Morowali
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
28/12/2023, 15.30 WIB

Kementerian Perindustrian telah menjadwalkan waktu untuk pengoperasian kembali smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel di Indonesia Morowali Industrial Park, Sulawesi Tengah setelah ledakan pada Minggu (24/12). Ledakan yang juga dipastikan tak memengaruhi kapasitas smelter perusahaan hasil patungan dengan investor Cina tersebut. 

"Sudah ada identifikasi dugaan penyebab insiden dan sudah cukup banyak saksi. Dari sisi Kementerian Perindustrian adalah bagaimana agar produksi bisa diteruskan dan penanganan korban bisa dilanjutkan," ujar Direktur Perwilayahan Industri Kemenperin Heru Kustanto kepada Katadata.co.id, Kamis (28/12). 

Meski sudah memiliki jadwal kapan smelter ITSS beroperasi kembali, Heru belum mau mengungkapkannya. Kementerian Perindustrian sebelumnya telah mengirimkan tim  khusus sejak Selasa (26/12) ke Morewali untuk memastikan penanganan korban, serta aspek keselamatan produksi dan perbaikan fasilitas yang rusak. 

Heru pun mengingatkan ITSS untuk memastikan tata kelola produksi pada smelter nikel, terutama terkait aspek keselamatan pekerja. Hal tersebut cukup berat lantaran industri peleburan merupakan industri menggunakan teknologi tinggi.

"Ini industri yang sangat sensitif, sehingga kejadian sekecil apapun akan berdampak pada keselamatan pekerjanya," katanya. 

Ia menjelaskan, ledakan smelter ITSS terjadi saat proses perbaikan. Pihaknya pun tengah memastikan aspek keselamatan kerja dan keamanan fasilitas produksi dari smelter ITSS agar kejadian serupa tak terulang. 

Di sisi lain, Heru berpendapat ledakan smelter ITSS tidak akan berpengaruh banyak pada investasi asing di sektor pertambangan. Ia mencatat akan ada beberapa kawasan industri baru di bidang peleburan dari investasi asing. Kawasan industri tersebut berada di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara.

"Jadi, investasi di sektor logam, khususnya pembangunan smelter akan terus berkembang 2-5 tahun ke depan," katanya.

Reporter: Andi M. Arief