Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menjadwalkan empat penandatanganan nota kesepahaman antara Indonesia dengan beberapa negara di World Water Forum atau WWF 2024. Basuki mengatakan, telah ada empat negara yang akan terlibat dalam nota kesepahaman tersebut, yakni Jepang, Korea Selatan, Finlandia, dan Tunisia.
Basuki menilai nota kesepahaman yang paling menguntungkan adalah bersama Jepang yakni membangun Center for Water and Climate Resilience di Yogyakarta. Menurutnya, organisasi tersebut akan mencakup kawasan Asia Pasifik.
"Keinginan kami dalam WWF 2024 adalah memiliki hasil yang konkret, bukan hanya diskusi atau seminar," kata Basuki di kantornya, Jumat (26/4).
Nota kesepahaman lainnya adalah dengan Korea Selatan terkait konstruksi Instalasi Pengolahan Air di Ibu kota Nusantara. Basuki mencatat, infrastruktur tersebut dapat memurnikan air limbah hingga 300 liter per detik.
Basuki mengatakan, proyek tersebut sudah mulai dibangun saat ini. Walau demikian, Basuki berencana menggunakan WWF sebagai momentum seremoni penandatanganan nota kesepahaman tersebut dengan Korea Selatan.
Untuk diketahui, IPA berkapasitas 300 liter per detik tersebut sedang dibangun oleh PT Brantas Abipraya. Brantas tercatat juga mebangun Reservoir Transfer berukuran 1.750 meter kubik untuk mendukung pengoperasian IPA tersebut.
Basuki menjelaskan nota kesepahaman keempat adalah dengan Tunisia berkaitan dengan Teknologi Modifikasi Cuaca atau TMC dalam membuat hujan buatan. Menurutnya, perjanjian tersebut dibutuhkan Tunisia karena musim kering berkepanjangan di Negeri Elang Hijau.
Basuki menyampaikan, nota kesepahaman tersebut juga akan melibatkan Otorita Ibu Kota Nusantara. "Jadi, mereka akan mendatangkan Menteri Pertanian dan Sumber Daya Air Tunisia. Saya akan temukan beliau dengan Otorita IKN di Bali," ujarnya.
Ia mengaku permintaan perjanjian nota kesepahaman masih terus masuk sampai hari ini. Menurutnya, sebagian permintaan tersebut adalah terkait dana hibah.
"Namun total potensi dana hibah dari nota kesepahaman di WWF 2024 belum bisa dihitung karena masih datang terus permintaan kerjasamanya. Biasanya saat-saat terakhir baru bisa dikonfirmasi nilai hibahnya," ujarnya.