Pesawat Qatar Airways dengan rute D0ha ke Dublin mengalami turbulensi parah hingga menyebabkan 12 orang terluka pada Minggu (27/5). Penerbangan yang mendarat dengan selamat di Dublin, Inggris tersebut disambut oleh layanan darurat, termasyk polisi bandara, pemadam kebakaran, dan tim penyelamatan.
Mengutup CNN, enam orang penumpang dan enak orang awak terluka dalam insiden tersebut. Delapan orang di antaranya dibawa ke rumah sakit setelah menjalani pemeriksaan.
Kronologi Turbulensi Pesawat Qatar Airways
Menurut pernyataan dari Bandara Dublin, penerbangan Qatar Airways QR017 ini mengalami turbulensi saat terbang di atas Turki. Melihat jadwal penerbangan yang diberikan beberapa maskapai, penerbangan dari Turki ke Dublin membutuhkan waktu empat jam.
Mengutup Reuters, penumpang yang diwawancarai stasiun penyiaran Irlandia RTE sesaat setelah turun mengatakan bahwa turbulensi terjadi kurang dari 20 detik saat layanan makanan dan minuman sedang berjalan.
Qatar Airways mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “sejumlah kecil” penumpang dan awak mengalami luka ringan selama penerbangan dan menerima perawatan medis. Maskapai ini tidak secara langsung mengomentari turbulensi tersebut, tetapi mengatakan masalah tersebut masih dalam penyelidikan internal.
Pesawat Boeing 787 Dreamliner ini mendarat dengan selamat di Bandara Dublin, Inggris sebelum pukul 13.00 waktu setempat. Saat mendarat, berbagai layanan darurat seperti pemadam kebakaran dan tim penyelamat sudah menanti.
Insiden turbulensi pesawat ini terjadi hanya beberapa hari setelah 104 penumpang terluka dan seorang pria dengan penyakit jantung tewas dalam penerbangan Singapore Airlines yang dilanda turbulensi parah.
Menurut data pelacakan penerbangan penerbangan, SQ321 dari London ke Singapura terbang pada ketinggian 37.000 kaki pada hari Selasa ketika pesawat turun tajam sebelum naik beberapa ratus kaki. Kemudian berulang kali turun dan naik selama sekitar satu menit.
Sekitar 65.000 pesawat mengalami turbulensi sedang setiap tahunnya di Amerika Serikat, dan sekitar 5.500 mengalami turbulensi parah. Namun, angka-angka ini terus bertambah
Paul Williams, seorang profesor ilmu atmosfer di Universitas Reading di Inggris pada 2022 mengatakan kepada CNN bahwa perubahan iklim mengubah turbulensi. “Kami menjalankan beberapa simulasi komputer dan menemukan bahwa turbulensi parah bisa berlipat ganda atau tiga kali lipat dalam beberapa dekade mendatang,” kata Williams.
Temuan tersebut, yang kemudian dikonfirmasi melalui observasi, menyoroti jenis turbulensi yang disebut “turbulensi udara jernih”, yang tidak terkait dengan petunjuk visual apa pun seperti badai atau awan. Berbeda dengan turbulensi biasa, turbulensi terjadi secara tiba-tiba dan sulit dihindari.
Singapore Airlines sebelumnya mengatakan, penerbangannya mengalami turbulensi mendadak. Seorang juru bicara mengatakan pada hari Minggu bahwa penyelidikannya sedang berlangsung. Analisis CNN sebelumnya terhadap data satelit menemukan bahwa penerbangan tersebut memasuki area di mana terjadi badai petir, yang dapat menghasilkan turbulensi. Belum diketahui turbulensi seperti apa yang dialami pesawat Qatar Airways.