Profil Nat Rothschild, Sahabat Prabowo yang Pernah Berselisih dengan Bakrie

X/@NatRothschild1
Presiden Terpilih Prabowo Subianto menyebut Nat Rothschild sebagai sahabat dekatnya saat membuka peresmian ekspansi pabrik kabel milik konglomerat tersebut.
Penulis: Agustiyanti
5/8/2024, 15.37 WIB

Presiden Terpilih Prabowo Subianto menghadiri peresmian pabrik baru perusahaan kabel dan konektor listrik PT Volex Indonesia milik Nathaniel Philip Victor James Rothschild alias Nat Rothschild di Batam pada Minggu (4/8). Ia sempat menyebut konglomerat Inggris tersebut sebagai sahabat dekatnya saat memberikan pidato pada peresmian tersebut. 

Siapa sebenarnya Nat Rothschild?

Nat Rothschild adalah anggota keluarga Rothschild kelahiran Inggris yang menetap di Swiss. Ia merupakan pewaris gelar Baron Rothschild.

Konglomerat Inggris ini sudah lama memiliki bisnis di Indonesia. Ia sempat memiliki kongsi dengan Group Bakrie dengan melalui perusahaan tambang baru bara, Bumi Plc pada 2010 melalui tukar guling saham. 

Namun demikian, bisnisnya dengan Grup Bakrie tak awet. Hubungan Rothschild dan Bakrie memburuk setelah ia menuduh Bakrie melakukan praktik kotor dalam bisnis patungan mereka tersebut. Rothschild menuduh Bakrie telah menyelewengkan US$ 600 juta untuk pengembangan perusahaan, yang disebut Bakrie tidak terbukti. Sebaliknya, Bakrie menuduh Rothschild telah mencuri data-data perusahaan untuk dirinya sendiri.

Masalah makin pelik ketika harga saham Bumi plc anjlok di Bursa Saham London akibat dugaan penyelewengan dan kejatuhan harga batu bara. Nat Rothschild bahkan sempat saling ejek dengan keluarga Bakrie di Twitter. Perseteruan ini berakhir dengan tukar guling saham Bakrie di Bumi Plc dengan PT Bumi Resources Tbk dan pergantian nama menjadi Asia Resource Minerals. 

Transaksi tersebut hanya menyisakan PT Berau Energy Tbk sebagai satu-satunya tambang batu bara milik ARMS. Adapun Rothschild saat itu tercatat menggenggam 17,5% saham ARMS. 

Setelah tak berhasil dengan Bumi, Rothschild berencana untuk menguasai saham BRAU yang sempat terlilit utang obligasi dan berpotensi gagal bayar. Namun, Grup Sinarmas melalui Asia Coal Energy Ventures Limited (ACE) yang tiba-tiba menyodorkan tawaran dengan harga yang lebih tinggi membuat Rothschild memutuskan untuk hengkang sepenuhnya dari tambang batu bara tersebut. 

Adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo juga pernah berbisnis dengan Nat Rothschild. Namun dalam wawancara dengan Detik.com pada Oktober 2018, ia sudah tak lagi berbisnis dengan konglomerat tersebut sejak 2013. Meski demikian, Hashim mengaku tetap berkawan dengan  Nat Rothschild.

Profil Keluarga Rothschild

Keluarga Rothschild mendirikan dinasti perbankan Eropa sejak akhir abad ke-18. Keluarga ini memiliki pengaruh ekonomi yang cukup besar di Eropa selama abad ke-19 dan ke-20. Mereka tercatat sebagai penyumbang pembangunan permukiman Yahudi di Palestina sejak menjelang kehancuran Ottoman.

Mereka bersama Dana Moneter Nasional Yahudi (Kirin Kaimit) yang didirikan oleh organisasi Zionis internasional berperan besar dalam proses pendudukan Yahudi di tanah Palestina. Keluarga Rothschild sangat terpandang dan pernah menjadi salah satu keluarga terkaya di dunia karena pengaruhnya di dunia perbankan global.

Dinasti bisnis Keluarga Rothschild dimulai sejak keberhasilan bisnis perbankannya di tengah pergolakan Eropa pada awal tahun 1800-an. Saat itu anak-anak Mayer Amschel Rothschild, yakni Nathan Mayer, James Mayer, Salomon Mayer, Carl Mayer, dan Amschel Mayer. Mayer Amschel meninggalkan Jerman ke berbagai penjuru Eropa untuk membangun bisnis perbankan.

Pada tahun 1815, bank mereka memperoleh keuntungan besar ketika Nathan Mayer Rothschild membeli obligasi pemerintah Inggris setelah negara tersebut mengalahkan pasukan Napoleon di Waterloo. Bisnis keluarga Rothschild tersebar di Prancis, Inggris, Italia, Jerman, dan Austria.

Di antara semua divisi bisnis Rothschild, cabang Prancis mengalami perubahan paling dramatis. Mulai dari pendiriannya pada tahun 1812 oleh Baron James de Rothschild, anak bungsu dari lima bersaudara, bisnis ini tumbuh dengan menerbitkan obligasi, membiayai kereta api, dan investasi pertambangan.

Namun demikian, bisnis tersebut dialihkan kepada negara selama Perang Dunia II dan nasionalisasi terjadi pada 1980-an ketika pemerintah sosialis Prancis mengambil alih semua bank dengan simpanan di atas 1 miliar franc Prancis. Banque Rothschild pun terpaksa bergabung menjadi Compagnie Européenne de Banque milik negara. Keluarga Rothschild menerima kompensasi sebesar 150 juta franc Prancis untuk bagian ekuitasnya

Pada tahun 2003, bisnis Keluarga Rothschild di Prancis digabungkan dengan cabang Inggris di bawah perusahaan baru, Concordia BV. Lima tahun kemudian, semua kerajaan bisnis Mayer Rothschild yang menyebar ke seluruh Eropa, kemudian digabungkan menjadi satu perusahaan di bawah perusahaan yang berbasis di Prancis, yakni Paris Orléans, pada 2008. Dinasti bisnis keluarga yang telah berlangsung lebih dari 200 tahun ini pun tetap eksis hingga kini.

Bisnis Keluarga Rothschild mencakup berbagai sektor seperti real estate, layanan keuangan, pertanian, energi, pertambangan, pembuatan anggur, dan kegiatan nirlaba. Meskipun Keluarga Rothschild pernah menjadi salah satu kekuatan finansial terbesar di dunia selama berabad-abad, tapi pengaruh mereka di tingkatan global saat ini tidak sekuat dahulu.

Belum jelas berapa jumlah kekayaan Keluarga Rothschild hingga kini. Menurut Sunday Times Rich List pada 2023, Keluarga Rothschild diperkirakan memiliki kekayaan sekitar £825 juta atau sekitar Rp 16,35 triliun. Hanya satu anggota keluarga yang masuk dalam daftar orang terkaya versi Forbes, yaitu Benjamin de Rothschild, yang meninggal pada 2021 karena serangan jantung pada usia 57 tahun.