Inflasi Rendah dan Ancaman Resesi, Eropa Pangkas Lagi Suku Bunga
Bank Sentral Eropa kembali memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada Kamis (12/9), melanjutkan pemangkasan serupa di pertemuan sebelum pada Juni. Inflasi yang mendekati target 2% dan ekonomi domestik berada di ambang resesi mendorong bank sentral melonggarkan kebijakan.
ECB menurunkan suku bunga simpanannya menjadi 3,50%, sesuai dengan perkiraan banyak analis dan investor. Perhatian investor kini beralih ke konferensi pers Presiden ECB Christine Lagarde pukul 12.45 GMT, di mana ia akan ditanyai tentang prospek suku bunga dan bagaimana penurunan suku bunga yang diharapkan oleh Federal Reserve AS dapat memengaruhi ECB.
Para ekonom berpendapat bahwa Lagarde kemungkinan besar tetap membuka peluang penurunan suku bunga lagi pada Oktober. "Inflasi domestik tetap tinggi karena upah masih meningkat dengan kecepatan tinggi," kata ECB.
Namun demikian, ECB melihat tekanan biaya tenaga kerja mulai mereda, dan laba sebagian meredam dampak upah yang lebih tinggi terhadap inflasi. Para pembuat kebijakan ECB yang lebih dovish atau mengarah ke penurunan suku bunga, berpendapat bahwa risiko resesi meningkat dan suku bunga ECB yang tinggi kini membatasi pertumbuhan jauh lebih dari yang dibutuhkan, meningkatkan risiko inflasi dapat melampaui target.
Namun, mayoritas para petinggi ECB, mengatakan pasar tenaga kerja masih terlalu panas bagi ECB untuk berdiam diri, dan tekanan harga yang mendasarinya, sebagaimana dibuktikan oleh biaya layanan yang membandel, meningkatkan risiko inflasi dapat melonjak lagi.
Proyeksi triwulanan dari staf ECB menunjukkan bahwa pertumbuhan zona euro tahun ini akan sedikit lebih rendah dari prakiraan pada Juni, sedangkan inflasi masih terlihat kembali pada target pada paruh kedua tahun depan.
Itu berarti sedikit atau tidak ada pembuat kebijakan yang mungkin menentang pelonggaran lebih lanjut. Namun, perbedaan utama adalah seberapa cepat ECB harus bergerak.
Para pembuat kebijakan yang bersikap agresif telah menjelaskan bahwa mereka melihat pemotongan suku bunga triwulanan sebagai hal yang tepat, karena indikator pertumbuhan dan upah utama disusun setiap tiga bulan.
Dengan langkah terbaru bank sentral, suku bunga simpanan ECB akan turun 25 basis poin menjadi 3,5%. Namun, suku bunga pembiayaan kembali dipotong 60 basis poin menjadi 3,65% dalam penyesuaian teknis yang telah lama ditunggu-tunggu.
esenjangan antara kedua suku bunga tersebut telah ditetapkan pada 50 basis poin sejak September 2019, ketika ECB memompa stimulus ke dalam perekonomian untuk menghindari ancaman deflasi.
ECB pada Maret sempat mengumumkan rencana untuk mempersempit koridor menjadi 15 basis poin untuk mendorong penyaluran kembali pinjaman antar bank. Namun, realisasi itu masih membutuhkan waktu panjang.
Untuk saat ini, bank-bank memiliki kelebihan likuiditas sebesar 3 triliun euro yang mereka simpan di ECB dengan tenor overnight menjadikan suku bunga simpanan sebagai instrumen kebijakan utamanya. Seiring berjalannya waktu, likuiditas ini akan berkurang, yang mendorong bank untuk meminjam lagi dari ECB pada tingkat pembiayaan kembali, yang secara tradisional merupakan suku bunga acuan bank sentral.
Setelah itu terjadi, suku bunga utama akan kembali menjadi status utamanya, sementara koridor suku bunga yang lebih sempit akan membantu ECB mengelola suku bunga pasar dengan lebih baik.