Masyarakat berpotensi mengalihkan simpanannya di bank ke instrumen investasi yang memberikan bunga atau imbal hasil lebih tinggi dari suku bunga deposito.
Kredit properti tanpa uang muka untuk rukan, rumah tapak, maupun rumah susun hanya dapat disalurkan perbankan yang memenuhi kriteria, yaitu NPL di bawah 5%.
Minat investasi masyarakat di masa pandemi tetap tinggi, terutama di masyarakat kelas menengah atas yang merupakan target pasar bisnis wealth management Citibank Indonesia.
Sejumlah langkah disiapkan KSSK untuk memacu penyaluran kredit perbankan demi mempercepat pemulihan ekonomi. Salah satunya dengan mendorong penurunan bunga kredit.
Beban bunga utang pemerintah pada tahun ini berpotensi meningkat seiring berakhirnya kesepakatan pembagian beban atau burden sharing pembiayaan APBN dengan BI.
Himbara menilai suku bunga bukan faktor utama untuk mendorong pertumbuhan kredit. Pertumbuhan pinjaman perlu dibebankan secara proporsional di industri perbankan.
Bank Indonesia melihat penurunan suku bunga kredit perbankan hingga kini masih lambat. Bank sentrak sejak akhir 2018 telah menurunkan bunga acuan mencapai 2,25%.
Gubernur BI Perry Warjjiyo meminta perbankan menurunkan bunga dan menyalurkan kredit. BI telah menurunkan bunga acuan ke level terendah sepanjang sejarah dan menginjeksi likuiditas Rp 682 triliun.
Pembayaran utang pemerintah hingga Oktober 2020 naik 14% menjadi Rp 261,6 triliun. Kenaikan tersebut lebih rendah dari pertumbuhan outstanding utang yang mencapai 23%.