RI Resmi Mengajukan Diri Gabung Perjanjian Dagang Trans-Pasifik, Apa Untungnya?

Kemenko Perekonomian
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
25/9/2024, 18.07 WIB

Indonesia resmi mengajukan diri untuk bergabung dalam Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik atau CP-TPP. Partisipasi dalam kerja sama perdagangan bebas ini diperkirakan akan mendongkrak nilai ekspor hingga 10%.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, bergabungnya pemerintah dengan CP-TPP akan membuka pasar Amerika, khususnya Kanada dan Meksiko. Airlangga menilai kedua pasar tersebut pada akhirnya juga akan membuka jalan tidak langsung menuju pasar Amerika Serikat.

"Kami berharap sebagai ekonomi terbesar dan satu-satunya anggota G20 di Asia Tenggara, keanggotaan di CP-TPP dapat memperkuat posisi Indonesia di kancah global," kata Airlangga di kantornya, Rabu (25/9).

CP-TPP saat ini beranggotakan 11 negara, yakni Australia, Brunei, Kanada, Cili, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura dan Vietnam. Airlangga menjelaskan, salah satu manfaat dari keanggotaan CP-TPP adalah kemudahan ekspor ke semua negara anggota. Salah satu keuntungan yang diincar Airlangga adalah penghapusan kebijakan trade-in-quota ke Meksiko.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia menyatakan ada empat produsen mobil yang menyasar pasar Meksiko. Negara tersebut merupakan salah satu pasar terbesar untuk mobil Indonesia. 

"Tantangan ekspor ke mobil ke Meksiko bukan soal daya saing, tapi kami diberikan kuota untuk ekspor. Kami harap kebijakan seperti ini akan hilang setelah menjadi anggota CP-TPP," katanya.

Airlangga menjelaskan, proses keanggotaan Indonesia dalam CP-TPP dimulai dengan mengirim surat permintaan ke Selandia Baru selaku depository country CP-TPP. Namun, proses keanggotaan tersebut telah dimulai sejak penyampaian niat bergabung di Nikkei Forum ke-29 Mei 2024.

Mantan Ketua Umum partai Golkar ini mengatakan Indonesia kini resmi menjalankan proses keanggotaan CP-TPP bersama tujuh negara lain, seperti Cina, Taiwan, dan Kosta Rika. Inggris menjadi negara terbaru dalam CP-TPP pada Desember nanti setelah menjalani proses keanggotaan selama 2,5 tahun terakhir.

Karena itu, Airlangga menargetkan Indonesia menjadi anggota CP-TPP secepatnya pada 2027. Airlangga menekankan, CP-TPP merupakan perjanjian perdagangan antar perekonomian, bukan negara.

Ia juga menjelaskan keanggotaan CP-TPP merupakan salah satu upaya Indonesia menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau OECD. Keanggotaan CP-TPP dapat menggerakan reformasi struktural dan membuka pasar ekspor.

"Kami sudah melaporkan langkah ini ke presiden terpilih untuk memulai proses keanggotaan CP-TPP," katanya.

Momen yang Tepat

Airlangga menilai proses keanggotaan Indonesia dalam CP-TPP memiliki momentum yang baik. Perekonomian dunia saat ini sedang dalam proses pemulihan.

Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun ini belum agresif. Menurutnya, angka tersebut akan jauh lebih besar pada 2-3 tahun ke depan atau tepat saat Indonesia menjadi anggota CP-TPP.

Airlangga memperkirakan permintaan di pasar ekspor baru akan berkembang secepatnya pada 2026. Pada saat yang sama, negara-negara anggota CP-TPP dapat menjadi pintu gerbang ke negara-negara dengan permintaan tinggi.

Salah satu permintaan yang diperkirakan meningkat adalah tekstil dan produk tekstil atau TPT. Sementara itu, Airlangga menyampaikan produk TPT buatan lokal dikenakan bea masuk sekitar 30% di mayoritas negara dengan peningkatan permintaan TPT.

"Kalau bea masuk produk TPT kita setidaknya sama seperti Vietnam, ekspor Indonesia bisa lebih besar. Selain itu, sektor TPT sangat diperlukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan di dalam negeri," katanya.

Reporter: Andi M. Arief