Liputan Khusus | Arah Pemerintahan Baru

Ada Program 3 Juta Rumah, Perumnas Berharap Bank Turunkan Bunga Konstruksi ke 6%

ANTARA FOTO/Andry Denisah/nym.
Foto udara salah satu kawasan perumahan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (17/9/2024). Pemerintah Kota Kendari mencatat capaian realisasi investasi hingga Agustus 2024 sebesar Rp435 miliar yang berasal dari dua jenis investasi yakni penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
10/10/2024, 12.38 WIB

Perum Perumnas berharap perbankan dapat menekan suku bunga kredit untuk usaha konstruksi ke kisaran 6%- 7%. Langkah tersebut dinilai penting untuk mendukung keberhasilan program 3 Juta Rumah yang direncanakan pemerintahan selanjutnya

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, suku bunga kredit untuk usaha konstruksi sebenarnya sudah memasuki tren penurunan. Rata-rata suku bunga kredit usaha konstruksi mencapai 9,03% pada 2020 dan terus turun hingga 7,75% pada Juli 2024.

Namun, Direktur Utama Perumnas Budi Saddewa Soediro mengaku, masih mendapatkan bunga kredit antar 12% sampai 17% untuk kegiatan konstruksi. Karena itu, Budi menilai akses pendanaan menjadi tantangan utama dalam implementasi program tiga juta rumah oleh pemerintahan baru.

"Kami perlu kredit bunga murah untuk membangun rumah khusus Masyarakat Berpenghasilan rendah. Sekarang Perumnas masih pakai kredit komersial untuk banung rumah khusus MBT dengan buga 12%, bahkan sempat mencapai 17%,"kata Budi di Indonesia Future Policy Dialogue Katadata, Rabu (9/10).

Budi berpendapat, bunga kredit yang ideal untuk membangun rumah MBR adalah sekitar 6,5%. Selain bunga kredit, Budi mendorong pemerintah untuk mengaktifkan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat agar dapat menyerap semua rumah yang dibangun Perumnas.

Budi berargumen penunjukkan BP Tapera sebagai lembaga penyerap rumah akan memperlancar arus kas Perumnas. Selain itu, menurut dia, BP Tapera dapat kembali menyerap rumah yang gagal cicil.

"Dengan demikian, data ketersediaan rumah dan berapa rumah yang harus dibangun bisa dihitung dengan tepat. Sebab, sebagian MBR membeli rumah untuk investasi, bukan sebagai tempat tinggal," ujarnya.

Di sisi lain, Direktur Konsumen PT Bank Tabungan Negara Tbk Hirwandi Gafar menilai bunga KPR untuk pembelian rumah MBR sudah dapat ditekan menjadi sekitar 6,5%. Namun, penurunan suku bunga tersebut dibantu oleh subsidi pemerintah.

Hirwandi mengatakan BTN tidak bisa secara mandiri menurunkan bunga KPR. Ini karena suku bunga acuan atau BI Rate telah terpangkas 25 basis poin menjadi 6%. Suku bunga pinjaman yang dipatok Bank Indonesia saat ini sebesar 7%, sedangkan  suku bunga simpanan kini mencapai 5,5%.

"Bunga KPR BTN boleh saja menjadi antara 6% sampai 7% kalau disubsidi pemerintah," katanya.

BTN saat ini menguasai 80% pembiayaan dalam program satu juta rumah. Adapun sebelum adanya program satu juta rumah, pembiayaan KPR hanya mencapai 350 ribu unit per tahun.

Reporter: Andi M. Arief

Liputan khusus Arah Pemerintahan Baru ini didukung oleh: